NTT Terkini
Ketua DPP Perbarindo Minta BPR Harus Berubah
sukses pada sebuah bisnis sebetulnya ada pada layanan kepada nasabah. Bukan fokus pada persaingan antar lembaga keuangan ataupun perbankan
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
"BPR tidak boleh sulit untuk berubah. Karena akan menjadi kuno, jadul. Nasabah jangan dijadikan obyek, apalagi Gen Z," kata dia.
Dalam undang-undang nomor 4 tahun 2023 pasal 249, yang mengatur tentang kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM oleh seluruh Bank dan lembaga keuangan non Bank dengan prinsip kehati-hatian.
Tedy Alamsyah menjelaskan, layanan digital memiliki potensi verifikasi yang tidak kereta. Peluang kehilangan dana pinjaman juga akan lebih besar.
Data perbankan tahun 2022, kontribusi kredit perbankan untuk UMKM hanya 19,6 persen. Sementara, kontribusi UMKM untuk PDB adalah 60,5 persen. Padahal UMKM memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Tahun 2019 saja, jumlah UMKM mencapai 99 persen atau 65,4 juta dari total seluruh pelaku usaha. Kontribusi UMKM untuk PDB adalah tertinggi secara Asean. Berbeda dengan kontribusi perbankan yang tergolong kecil terhadap UMKM.
"Terdapat anomali yang berarti terdapat 80,4 UMKM di Indonesia belum tersentuh layanan perbankan," kata Tedy Alamsyah.
Dia mengatakan, sukses pada sebuah bisnis sebetulnya ada pada layanan kepada nasabah. Bukan fokus pada persaingan antar lembaga keuangan ataupun perbankan.
Hadirnya lembaga keuangan dengan berbagai digitalisasi, kata dia, menimbulkan kegaduhan. Pemerintah kemudian mengeluarkan aturan terhadap perlindungan data konsumen atau nasabah.
Ia menyarankan ada mitigasi dari perbankan agar bisa dilakukan pencegahan. Sebab aturan itu cukup ketat dan punya implikasi besar. Perbankan juga perlu menjaga data konsumen, disamping adanya pemahaman yang cukup juga dari nasabah itu sendiri.
"Digitalisasi resikonya adalah siber rich. Paling ideal menggunakan ISO 27001 perlindungan data," kata Tedy Alamsyah.
Dia mengingatkan seorang pemimpin mestinya hanya visioner dan mampu menerjemahkan kebutuhan dan tantangan.
Selain itu, pemimpin juga fokus pada segmen bisnis dia sendiri. Disamping melihat kebutuhan yang ada. Seorang pemimpin juga harus banyak membaca dan membuat keputusan sesuai kebutuhan.
Selain itu, penggunaan digitalisasi juga harus lebih hati-hati. Meski di era saat ini digitalisasi menjadi penting. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.