Keluh Kesah ASN Berkenaan dengan Efisiensi Anggaran: "Pusing dan Bingung"
Ia berharap efisiensi anggaran tidak berpengaruh pada penghasilan, karena jika penghasilan juga dipotong, beban kerja yang mereka tanggung tidak
Di tengah kebijakan efisiensi, pemotongan anggaran juga berdampak pada operasional di berbagai kementerian dan lembaga.
Riska, seorang pengawas ASN di kementerian lain, mengungkapkan bahwa hingga pertengahan Februari, belum ada pencairan anggaran selain gaji pegawai.
“Kerjanya jadi enggak maksimal, bingung. Biasanya Januari saya sudah mencairkan ATK atau segala macam. Tapi ini sampai Februari belum ada pencairan apa pun kecuali gaji,” ujarnya.
Fasilitas kantor seperti alat tulis kantor (ATK) juga mulai dikurangi.
"Dulu kami bisa nge-print dokumen untuk diperiksa manual. Sekarang harus serba digital, tapi kan tidak semua nyaman kerja seperti itu. Mata sudah tua, lihat layar terus bisa pusing," kata Riska.
Akibat pemotongan anggaran, banyak tenaga konsultan individu yang sebelumnya membantu di kementeriannya kini tidak lagi bisa dipekerjakan.
Padahal, ungkap Riska, kinerja tenaga konsultan itu cukup baik dan membantu. Namun, kementerian tak boleh mempekerjakan mereka.
"Efisiensi udah enggak boleh pakai tenaga mereka. Kami gajinya pakai apa kalau enggak ada anggarannya?” tanyanya.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, ASN berharap pemerintah dapat mencari solusi yang lebih adil dalam kebijakan efisiensi anggaran.
Mereka memahami pentingnya penghematan, tetapi berharap agar kebijakan ini
tidak mengorbankan kesejahteraan pegawai. “Semoga penghasilan yang ingin dihapus itu hanya wacana saja, tidak sampai benar-benar dihapus,” demikian Riska.
Padamkan Lampu Kantor
Salah seorang aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menceritakan perubahan yang terjadi di kantornya usai adanya pemangkasan anggaran.
Nia ( bukan nama sebenarnya) memaparkan sejumlah lampu di kantornya kini dipadamkan setelah adanya aturan efisiensi anggaran.
"Kalau yang tampak sih di tempat saya itu ya kayak biasa sih mungkin beberapa itu sudah diefisiensikan. Tadinya yang (ruangan) terang-terang itu, beberapa lampu dimatikan," ujarnya saat bercerita kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2025) malam.
“Kerja Berat, Fasilitas Dipotong Selain lampu kantor yang kini dipadamkan, Nia mengatakan beberapa tanaman yang sebelumnya mejeng di kantor Kementerian PU juga tak lagi terlihat.
"Terus tanaman-tanaman itu tuh sudah mulai kayak dirapihin gitu. Enggak kayak dulu misalnya lorong arah ruangan itu ramai dengan tanaman," ucapnya.
100 Sekolah Rakyat Sudah Beroperasi, Presiden Prabowo Sebut Prestasi Luar Biasa |
![]() |
---|
Opini: Masa Suram Demokrasi |
![]() |
---|
Opini: Merdeka Kedaulatan Pangan, Antara Kedaulatan dan Iklim |
![]() |
---|
Presiden Prabowo: Koperasi Desa Merah Putih untuk Ringankan Beban Masyarakat |
![]() |
---|
Uji Coba 5 Inovasi ASN di Kabupaten Rote Ndao Siap Tingkatkan Layanan Publik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.