Keluh Kesah ASN Berkenaan dengan Efisiensi Anggaran: "Pusing dan Bingung"

Ia berharap efisiensi anggaran tidak berpengaruh pada penghasilan, karena jika penghasilan juga dipotong, beban kerja yang mereka tanggung tidak

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
ILUSTRASI - Aparatur Sipil Negara berharap kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah tidak berdampak pada penghasilan atau gaji bulanan mereka. 

POS-KUPANG.COM- Aparatur Sipil Negara alias ASN paling merasakan dampak negatif dari kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah.

Mereka bingung dan pusing kepala lantaran sebagian fasilitas ditiadakan sementara beban kerja terus bertambah.

Efisiensi atau pemangkasan anggaran berdampak langsung pada kesejahteraan dan kondisi kerja ASN, mulai dari penghapusan fasilitas kantor hingga rencana pemotongan tunjangan.

Menurut Raisa, pegawai kementerian pusat yang namanya disamarkan, kebijakan efisiensi anggaran belum begitu terasa di tempat kerjanya. 

Namun, Raisa cemas langkah ini berdampak pada penghasilannya sebagai ASN,

“Sejujurnya, aku enggak keberatan dengan adanya efisiensi anggaran selama efisiensi anggarannya ini tidak menyentuh ke ranah penghasilan dan fasilitas pegawai seperti jemputan,” ujarnya. 

Pasalnya, kata dia, banyak ASN yang bekerja di Jakarta dengan tuntutan tinggi, namun penghasilan mereka masih jauh di bawah pegawai di sektor swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Ia berharap efisiensi anggaran tidak berpengaruh pada penghasilan, karena jika penghasilan juga dipotong, beban kerja yang mereka tanggung tidak sebanding dengan pendapatan. 

"Beban kerja kami tinggi, dan inflasi makin naik. Penghasilan PNS enggak seperti pegawai swasta atau BUMN," jelasnya. 

Kekhawatiran yang sama dirasakan oleh Bayu, seorang pegawai di kementerian lain. Ia merasa cemas dengan kabar soal penghapusan tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13. 

Menurut dia, tunjangan ini sangat membantu ASN dalam memenuhi kebutuhan keluarga, terutama saat memasuki tahun ajaran baru. 

“Kalau THR itu kan pas hari raya, momen merayakan kemenangan. Kami tahu, budaya di sini banyak kebutuhan saat Lebaran. Kalau dihapus atau enggak dapat sama sekali, itu berat. Gaji saja enggak cukup,” ungkap Bayu. 

Gaji ke-13, yang biasanya cair pada pertengahan tahun, juga menjadi andalan bagi para ASN untuk membayar biaya sekolah anak. 

"Banyak teman-teman saya yang baru punya anak sekolah, kemarin saja daftar sekolah masih utang sana-sini. Kalau gaji ke-13 enggak ada, ya makin bingung mereka," ungkap dia. 

Fasilitas berkurang 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved