Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 3 Februari 2025,  Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah

Hana adalah nabiah tua yang mengabdikan masa jandanya kepada Tuhan, melayani-Nya dengan puasa dan doa, siang dan malam

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik Senin(3/2/2025,  Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah 

Dalam kidung pujian itu, Simeon menambahkan: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang” (Luk 2:34).

Yesus yang dipersembahkan di Bait Allah hari ini, sedang menghancurkan berhala-berhala dalam hidup kita, ia menghancurkan berhala-berhala kecil atau besar dalam diri, segala bentuk topeng dan kebohongan pribadi kita, serta anek bentuk kemunafikan hidup duniawi kita di hadapan Tuhan dan sesama. 

Barangkali sebagian orang dewasa ini menolak menjadi tua karena menjadi tua berarti tidak lagi menjadi orang yang berguna di tengah keluarga, komunitas atau masyarakat karena tinggal menunggu waktu terakhir dalam hidupnya.

Sejatinya, masa tua bukanlah saat yang diliputi dengan ketakutan dan kekuatiran, kesendirian, kesepian. Masa tua bukanlah masa-masa gelap dalam hidup. Simeon dan Hana adalah saksi dari semuanya ini, bahwa mereka tidak menutup mata terhadap kelemahannya masing-masing bahwa pada titik tertentu tampak hal ini: “melemahnya kekuatan mereka”, tetapi dalam diri Anak itu (Yesus) mereka seakan menemukan kekuatan atau energi yang baru.

Simeon, setelah menatang Anak itu dalam pelukannya, mampu menyanyikan Kidung “Nunc dimittis” bukan dengan kesedihan seseorang yang telah menyia-nyiakan hidupnya dan tidak tahu apa yang akan terjadi padanya, melainkan dia menyerukan pujiannya dengan penuh sukacita.

Simeon dan Hana adalah orang-orang yang menyambut Tuhan ke dalam pelukan mereka, dengan rasa cinta dan kasih sayang yang besar.

Di masa-masa yang gelap, penuh tantangan dan kesulitan dalam hidup, seringkali kita sendiri merasa sulit untuk melihat terang dan kadangkala merasa lemah dan rapuh. 

Yesus yang dipersembahkan di Bait Allah hari ini sebenarnya membuat setiap pengikut-Nya menemukan kembali keuletan dan ketegaran Simeon.

Tuhan datang setiap hari ke dalam “bait kehidupan” kita dan “sejarah hidup kita”. Pertanyaan refleksinya, sejauh manakah seorang pengikut Yesus memiliki mata hati yang cerah dan penuh sukacita seperti Simeon, Hana dan para nabi? (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved