Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 3 Februari 2025,  Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah

Hana adalah nabiah tua yang mengabdikan masa jandanya kepada Tuhan, melayani-Nya dengan puasa dan doa, siang dan malam

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik Senin(3/2/2025,  Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah 

Mataku telah Melihat Keselamatanmu

Nabiah Hana telah menjanda sangat muda. Simeon menanti penghiburan Israel seumur hidup, setelah merasakan kesakitan, penderitaan dan kehancuran bangsa itu.

Mata Simeon dan Hana bisa saja dikaburkan oleh penderitaan, kesepian, kepasrahan, kelelahan dalam hidup. Mereka bisa saja berbalik ke tempat lain, dan tentunya mereka pun bisa saja membatasi diri hanya melihat dari dekat.

Namun, justru sebaliknya, Simeon dan Hana tahu bagaimana apa artinya “menanti/menunggu” seumur hidup apa yang disebut dengan cahaya baru dari Yesus sendiri. 

Dalam Injil Lukas, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah: “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” (Luk 2:29-32).

Sekalipun Simeon adalah seorang pria yang dianggap sangat tua, tetapi sebetulnya ia memiliki mata yang hidup karena dia telah membiarkan dirinya tertarik pada Anak itu yakni, Yesus yang dipersembahkan oleh kedua orang tuanya di Bait Allah.

Biasanya setiap hari di Bait Allah terdapat begitu banyak orang dan ahli Hukum Taurat, yang datang bergantian untuk melakukan doa dan liturgi.

Namun, hanya Simeon dan Hana yang memiliki tatapan yang mampu melihat lebih jauh. Iman mereka tidak dibutakan oleh kebiasaan dan ketidakpedulian.

Sejatinya, kedua orang saleh ini adalah teladan hidup bagi kaum Kristiani yang tidak pernah berhenti mencari kedamaian, keselamatan dan hanya berharap dari Allah.

Kidung Simeon

Di Bait Allah, sementara Yesus mempersembahkan diri kepada Bapa-Nya, dia juga sebetulnya menyerahkan diri-Nya ke tangan manusia. Ini adalah gerakan ganda dari misteri Allah yang menjelma (Inkarnasi): Sang Putra memasuki dunia untuk menjadi Penyembah Bapa yang sempurna dan untuk menanggapi harapan manusia.

Simeon mengambil Yesus dari pelukan Maria ke dalam pelukannya sendiri, memberkati dan mengucapkan “Nunc dimittis”, sebuah kidung yang dinyanyikan Simeon yang artinya “sekarang Tuhan biarkanlah” (hambamu ini pergi dalam damai sejahtera …).

Kidung Simeon ini dapat dibandingkan dengan mazmur yang paling indah dan telah didoakan setiap hari pada waktu doa Completorium di malam hari, sejak abad V. 

Sekarang Simeon dapat pergi selamanya dalam damai, karena dia telah melihat tanda yang dijanjikan, yaitu keselamatan bagi semua bangsa dan bagi Israel.

Oleh karena Simeon merasa puas dengan hidupnya saat itu dan dengan penuh sukacita, ia pun mempercayakan dirinya kepada Tuhan. Sekarang ia menyadari bahwa hidupnya memiliki makna. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved