Opini
Opini: Target Pertumbuhan 8 Persen, Realistiskah?
Pemerintah optimistis bahwa dengan langkah-langkah strategis, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dapat tercapai.
Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa tingkat inflasi pada akhir 2024 berada di angka 3,2 persen, relatif terkendali, namun harus terus diawasi untuk menjaga daya beli masyarakat.
Di sisi lain, upaya menarik investasi asing juga perlu diperkuat dgn menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Kebijakan terkait perizinan, regulasi, dan tenaga kerja harus lebih disederhanakan agar investor semakin tertarik menanamkan modal di Indonesia.
Pada tahun 2024 lalu, realisasi investasi asing mencapai Rp1.200 triliun, meningkat 15 persen dari tahun 2023, menunjukkan potensi besar yang masih dapat dioptimalkan.
Optimisme Presiden Prabowo tidak hanya didasarkan pada potensi ekonomi, tetapi tampaknya juga pada kekuatan masyarakat Indonesia.
Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia memiliki pasar domestik yang besar dan terus berkembang.
Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
Meskipun demikian, prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen tetap memerlukan kehati-hatian.
Sebab berbagai lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun-tahun mendatang akan melambat, sehingga Indonesia harus mampu memperkuat pasar domestik untuk menghadapi potensi penurunan permintaan ekspor.
Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, ada adanya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, serta dukungan masyarakat, target pertumbuhan ekonomi 8 persen mungkin bisa terwujud.
Namun, upaya tersebut memerlukan kerja keras, konsistensi, dan keberanian untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Jika tidak, maka target pertumbuhan yang cukup tinggi itu adalah sesuatu yang tidak realistis. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.