Liputan Khusus
Lipsus - Plafon Ruang Kelas SD di Kupang NTT Ambruk, Guru Panik Siswa Terluka
Markus Toni Ndun, petugas keamanan di sekolah tersebut menjelaskan, insiden terjadi secara tiba-tiba saat siswa dan guru berada di dalam kelas.
Laurensius menambahkan, kondisi peserta didik yang terkena dampak hanya mengalami luka lecet ringan. Namun, insiden ini menjadi perhatian serius karena terjadi saat KBM berlangsung.
Pihak sekolah berencana melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
"Kami masih merangkum data-data terkait insiden ini untuk segera disampaikan ke pihak terkait," jelasnya.
Mereka berharap agar langkah cepat dapat diambil untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali, demi keselamatan siswa dan kelancaran proses belajar mengajar.
Oleh karena terjadi insiden tersebut lanjut Laurensius, maka KBM untuk enam ratus siswa-siswi di SD Inpres Oesapa pada Jumat (17/1) hari ini akan digelar di emperan kelas.
“Demi keselamatan siswa, pihak sekolah memutuskan untuk memindahkan seluruh kegiatan belajar mengajar ke emperan kelas. KBM di emperan kelas menjadi pilihan sekolah untuk menjaga keamanan dan keselamatan peserta didik dan guru,” ujar Laurensius.
Menurut Laurensius, melalui rapat darurat yang digelar setelah kejadian, diputuskan bahwa aktivitas belajar mengajar tetap berjalan, tapi di emperan kelas masing-masing hingga ada solusi yang lebih aman.
Laurensius mengungkapkan, keputusan ini diambil demi mengantisipasi kejadian serupa di ruang kelas lainnya, terutama karena cuaca buruk yang sedang berlangsung.
"Kami ada enam ratus lebih siswa dari kelas 1 sampai 6 yang besok akan belajar di luar kelas atau di emperan kelas," jelasnya.
Laurensius menambahkan, ruang kelas 1C, 1D, dan beberapa ruang kelas lainnya merupakan bangunan baru yang selesai dibangun pada tahun 2023. Namun, hingga kini, bangunan tersebut belum diserahterimakan secara resmi kepada pihak sekolah.
"Di tahun 2024 ruang kelas ini baru kami pinjam pakai. Tapi belum diserahterimakan," ungkap Laurensius.
Laurensius berharap pemerintah daerah dan dinas terkait segera turun tangan untuk mengevaluasi kondisi bangunan dan memberikan solusi agar proses belajar mengajar tidak terganggu lebih lama. (rey)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.