Liputan Khusus
Lipsus - Plafon Ruang Kelas SD di Kupang NTT Ambruk, Guru Panik Siswa Terluka
Markus Toni Ndun, petugas keamanan di sekolah tersebut menjelaskan, insiden terjadi secara tiba-tiba saat siswa dan guru berada di dalam kelas.
“Kejadian berlangsung sekitar pukul 09.15 Wita, tepat setelah para siswa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” ujarnya.
Dina yang sedang melakukan absensi melihat tanda-tanda plafon akan runtuh di bagian belakang, tepat di mana anak-anak duduk.
"Saya melihat plafon di atas anak-anak mulai retak dan bergerak seolah akan jatuh. Spontan, saya langsung berlari ke arah anak-anak itu untuk menahan plafon agar tidak mengenai mereka," ujar Dina yang ditemui di kediamannya.
Namun, upaya Dina tak mampu sepenuhnya menahan berat lempengan plafon. Lempengan plafon itu jatuh dan menghantam kepalanya. Meski begitu, ia tetap berusaha melindungi siswa yang berada di dekatnya.
"Saya berteriak meminta tolong sambil menahan plafon yang sudah jatuh. Teman-teman guru segera datang dan membantu mengevakuasi anak-anak," tambahnya.
Dina mengatakan, beberapa siswa yang tertindih lempengan plafon berhasil diselamatkan, sementara yang lain berlindung di bawah meja.
"Saat itu saya panik dan menangis, tapi saya hanya memikirkan keselamatan anak-anak," ungkap Dina.
Setelah semua siswa dievakuasi, Dina baru menyadari luka yang dideritanya. Kepala dan lengan kirinya terasa sakit akibat hantaman plafon.
"Saat kejadian saya tidak merasa sakit karena panik. Tapi, di rumah kepala saya bengkak dan lengan saya sakit, sehingga saya langsung mencari tukang pijat," katanya.
Dina juga mengungkapkan trauma yang dialaminya setelah insiden itu. Dina berharap pihak sekolah dan pemerintah segera mengambil langkah serius untuk memperbaiki kondisi bangunan sekolah.
"Saya tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka merasa aman di sekolah," tuturnya.

Kasus Ketiga
Laurensius Leu, perwakilan dari pihak sekolah yang disuruh Kepala Sekolah SDI Oesapa menjelaskan, robohnya plafon di ruang kelas 1 D SDI Oesapa tersebut menyebabkan tiga orang siswa mengalami luka ringa.
Menurut Laurensius, peristiwa robohnya plafon ruangan kelas ini bukan baru pertama kali terjadi tetapi sudah yang ketiga kalinya. Sebelumnya, kata Laurensius plafon di kelas 4B dan 1C juga mengalami hal yang serupa.
"Bukan hanya kejadian hari ini, tetapi sebelum libur pada 15 Desember plafon di kelas 4B ambruk. Kemudian, pada 26 Desember kejadian yang sama terjadi di kelas 1C," ungkap Laurensius.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.