Opini

Opini: Patrick Kluivert dan Ingus

Jawaban lebih karena ada kesamaan dari segi hubungan darah. Pemain seperti Van Bronckhorst yang ibunya berasal dari Maluku, Fransien Sapulette. 

|
Editor: Dion DB Putra
TANGKAPAN LAYAR
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert berpose dengan mengenakan peci dalam acara perkenalan dirinya di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu (12/1/2025). 

Kedua, hal kecil membuang ingus yang jadi inspirasi. Selain hal itu bersifat non-higienis, tetapi juga melawan etiket yang diyakini dunia. Hal itu bukan kebetulan. 

Ia hadir di tengah kegalauan akan pelanggaran etik yang terjadi di tahun-tahun terakhir dan di awal tahun 2025 hadir sebagai sebuah penilaian yang sangat merendahkan ketika Presiden RI ke-7, Joko Widodo dinominasi sebagai pemimpin terkorup sejagat. 

Hal itu menandakan adanya sesuatu yang ‘corrupt’ sebuah istilah yang lebih menjurus kepada pelanggaran etik dan bisa saja terbuka untuk penelitian akan korupsi yang tentu masih harus dibuktikan. 

Ketiga, di penghujung semuanya semakin tersibak bawah sepak bola merupakan aktivitas total dan bersifat planeter. 

Ia mencakup aspek ekonomis, sosial, kultural, dan telah menjadi aktivitas politik, hal mana ditulis Fernando Carrión Mena. 

Dalam bukunya: La dimensión política del fútbol: su fascinación y encanto, 2014, yang melihat relasi sepak bola dan politik di Amerika Latin, ia menganalisisnya melalui tiga pendekatan: pendekatan ideologis, militansi, dan propaganda. 

Itu berarti, sepak bola telah menjadi ideologi, melaluinya terkristalisasi harapan dan impian akan sebuah perubahan. 

Ia juga menghipnotis masyarakat untuk tidak saja menunggu tetapi mengekspresikan melalui daya militansi hal mana ditunjukkan sangat jelas di Amerika Latin dan Afrika. 

Pada akhirnya, di ujung terpateri sebuah propaganda akan nasionalisme yang lebih jujur dan tulus, jauh dari sekadar menampilkan bulu halus domba demi menutup kerakusan serigala. 

Bila kita sepakat, maka perubahan kepelatihan PSSI bisa menjadi pintu masuk. Karenanya kita tidak saja mengucapkan Welkom in Indonesie kepada Patrick Stephan Kluivert, tetapi selamat datang pada perwujudan etika sebagai langkah strategis untuk terjadinya perubahan tidak saja dalam dunia sepak bola tetapi juga pembaharuan sosial-politik di negeri ini. (*) 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved