Liputan Khusus
Lipsus - Tinggal di Gubuk Reot, Keluarga di Sabu Raijua Tiap Hari Makan Daun Pepaya
Jadi tinggallah dirinya bersama istri dan anak-anaknya di rumah beratap daun peninggalan ayahnya itu.
"Ini sudah terlanjur. Tentu ini merupakan bagian kesalahan saya dari Bupati tidak bisa melihat itu. Oleh karena itu kami akan turun lapangan dan melihat secara langsung. Saya kira ini tanggung jawab kita bersama tetapi secara moril itu tanggung jawab saya sebagai Bupati akan berupaya melihat dari dekat dan mengatasi persoalan ini," ungkap Heke saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (13/1).
Untuk melihat langsung kondisi Djara Rohi, pada Selasa (14/1), Bupati Heke bersama Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kabupaten Sabu Raijua Dagerlin Nobrin Lay Rihi, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Sabu Raijua, Sofia Siu dan Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua, Javid Ndu Ufi menuju ke Kampung Mapipa, Desa Raemude, Kecamatan Sabu Barat untuk memantau langsung kondisi kediaman Djari Rohi.
Pada kesempatan itu, Rihi Heke meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabu Raijua memantau pembangunan rumah layak huni bagi Djara Rohi.
Bupati mengakui, rumah tak layak huni di Sabu Raijua masih banyak namun melihat kondisi gubuk Djara dan anak-anaknya yang masih kecil dan anak bungsunya baru berusia 3 minggu agar pemerintah desa secepatnya membangun rumah yang layak bagi keluarganya.
"Siap hati. Keluarga, pemerintah semua sudah bantu. Kalau kerja gotong royong lebih cepat selesai," ungkap Bupati Heke.
Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua, Javid Ufi Ndu mengatakan, untuk pembangunan rumah layak huni ini harus membangun rasa gotong royong. Terpenting bersedia membuka hati untuk menerima bantuan semua pihak.
"Dari mata jemaaat sudah ada, dari mata warga desa, segi pemerintah, keluarga juga ada. Hal ini tidak sulit untuk membangun rumah. Kita punya tekat niat bangun baik-baik bapak punya rumah," ungkap Javid Ufi Ndu.
Bupati Heke juga meminta kepada BPBD Sabu Raijua agar memantau pembangunan rumah ini. Begitu pun kepada Walmince Kore (80) yang tinggal sebatang kara dalam kondisi atap rumah berlubang dan ditumbuhi rerumputan agar segera dibuatkan rumah layak untuknya.
Teliti Rumah Tak Layak Huni
Penjabat Kepala Desa (Kades) Raemude, Kecamatan Sabu Barat, Hardy Wabang berpesan kepada seluruh RT dan RW agar lebih teliti saat mengecek rumah tak layak huni di masyarakat.
Sebelumnya viral di media sosial bahwa ada seorang warga desa Raemude bernama Djara Rohi (56) bersama istri dan lima orang anaknya sudah puluhan tahun tinggal di rumah yang tidak layak huni. Hanya beratapkan daun lontar di bawah rindangan pohon kesambi.
Video ini pun ditanggapi dengan berbagai komentar warga net hingga banyak juga yang mengantarkan bantuan untuk keluarga tersebut. Kemudian juga seorang nenek bernama Walmince Kore (80) yang hidup sendiri di rumahnya yang setengah atapnya sudah bocor.
Penjabat Kepala Desa Raemude, Hardy Wabang mengatakan, sebelum video ini viral, pihaknya sudah mendata bahwa keluarga Djara Rohi menjadi salah satu penerima bantuan rumah layak huni tahun ini.
Hardy mengungkapkan, untuk sementara pihak desa masih melakukan verifikasi sehingga data realnya belum pasti berapa total rumah tak layak huni di desabitu. Ia beralasan karena terkadang RT/RW yang memasukkan data usulan saat dicek ke lokasi kondisi rumah masih layak dan baik.
"Seperti yang ini. Ketika tahun lalu RT hubungi saya, kami sudah verifikasi dan beliau dapat bantuan tahun ini. Untuk jumlah total belum bisa disampaikan," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.