Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 20 Desember 2024, Menjadi Pribadi yang Berpengharapan

Bila kita mau hidup penuh pengharapan tidak ada jalan lain selain benar-benar memiliki pengenalan yang mendalam dengan Allah.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Jumat 20 Desember 2024, Menjadi Pribadi yang berpengharapan 

Oleh : Pastor John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 20 Desember 2024, Menjadi Pribadi yang Berpengharapan

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa Khusus Adven
Lectio: Yesaya 7:10-14; Mazmur. 24:1-2,3-4ab,5-6;
Injil : Lukas 1:26-38.

Meditatio:
Merenungkan Injil Lukas 1:26-38 di minggu Adven ke-III sangatlah menarik. Pasalnya dialog Bunda Maria dengan Malaikat utusan Allah bukanlah sekedar percakapan biasa. Bagi saya itu adalah sebuah doa. Bahkan doa yang mengubah hidup Bunda Maria. Lagi pula yang sangat mengagumkan, rencana agung Allah itu disambut oleh Bunda Maria dengan sukacita.

Doa itu memberi isyarat penting bahwa Bunda Maria sungguh-sungguh memiliki relasi yang mendalam dengan Allah. Perhatikan bagaimana doa itu mengubah arah hidup Bunda Maria.

Dari ragu diubah menjadi pribadi yang penuh harapan. Dari takut menjadi pribadi yang berani dan bersemangat. Dari yang belum jelas, tetapi Bunda Maria percaya bahwa Tuhan sanggup menyelenggarakan yang terindah. Kita perlu belajar dari Bunda Maria bagaimana menjadi pribadi yang berpengharapan.

Pertama, orang yang berpengharapan itu bagaikan sauh yang kuat. Firman Tuhan dalam Ibrani mencatat begini: `Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir (Ibr 6:19).

Selama kapal (baca: hidup kita) tertambat kuat pada sauh atau jangkar yang kuat yakni Allah, betapa pun besar ombak atau badai (ujian hidup, masalah, dan tantangan), tidak akan membuat kapal itu hanyut, terbalik atau kandas. 

Seperti itulah pengharapan yang dibawa Bunda Maria. Bila kita mau hidup penuh pengharapan tidak ada jalan lain selain benar-benar memiliki pengenalan yang mendalam dengan Allah.

Pengharapan tidak datang spontan dan mengalir begitu saja. Kita harus memberi ruang untuk Allah dalam hati. Membaca dan merenungkan firman Tuhan, berdoa, meditasi, hening di hadapan Allah, memohon hikmat-Nya sehingga makin serupa dengan karakter Tuhan.

Ketika kita bersandar dan melabuhkan diri pada pengharapan Tuhan, hidup kita tidak akan bisa dikalahkan dan dilemahkan oleh krisis, masalah atau tantangan.

Mari kita ingat, bahwa Maria senantiasa menyimpan segala perkara Allah dan merenung dalam hatinya. Ketika kita bersadar kuat dan memberi ruang untuk Tuhan dalam hati, niscaya pengharapan akan kuat dan aman bagi jiwa kita.

Kedua, kata-kata yang keluar dari mulut Bunda Maria: `Aku ini hamba Tuhan`, bukanlah kata-kata hampa. Komitmen itu buah dari doa dan iman dewasa. Maka pribadi yang penuh harapan tidak pernah menyerah oleh goncangan keadaan. Meskipun disertai Tuhan, Maria tetap sabar, tidak gentar menghadapi kebengisan Herodes yang ingin membunuh anaknya.

Ia tak pernah menyerah oleh tekanan itu. Ia setia dan tetap percaya, bersemangat mewujudkan rencana agung Allah. Orang yang penuh harapan, biarpun belum melihat dan dikabulkan doanya, tetap taat dan percaya pada Tuhan. Bunda Maria tidak meragukan janji Tuhan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved