Berita Manggarai

Komunitas Seni Teater Saja Ruteng, Gelar Pementasan Teater ‘X-Ray Mission

Terinspirasi Kisah Hidup W Z Johannes, Komunitas Seni Teater Saja Ruteng, Gelar Pementasan Teater ‘X-Ray Mission 

Penulis: Robert Ropo | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Komunitas Seni Teater Saja Ruteng Sukses Gelar Pementasan Teater ‘X-Ray Mission. 

Namun, selama perjalanan tersebut, ia mengalami serangan jantung dan meninggal dunia pada 4 September 1952 di Belanda. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia kedokteran Indonesia. Namanya kemudian diabadikan sebagai nama ruang radiologi di Rumah Sakit dr. Karyadi, Semarang dan nama RSUD Kupang, NTT. 

Bercerita tentang Pengalaman Personal, menurut Marcelus Ungkang, penulis naskah dan sutradara pementasan, teater ini berusaha mengangkat kisah-kisah personal yang dialami hampir oleh semua orang.

"Teater ini bercerita tentang tentang dunia orang sakit dan keluarga yang mengurusi orang-orang sakit,"ungkap Marcellus. 

Adegan berlatar situasi harian di rumah sakit. Secara singkat, kemudian terjadi konflik antara orang sakit dan keluarga yang mengurusinya. Selain itu, terjadi juga konflik internal di dalam keluarga yang mengurusi orang sakit. 

Salah seorang aktor pementasan, Elgi Ramut, yang berperan sebagai orang sakit mengungkapkan jika pengalaman sakit cukup sering dialaminya. 

"Kalau sakit, saya sering tidak memikirkannya. Hal itu kadang membuat saya cepat sembuh,"ujarnya.

Aktor lain, Rini Temala, yang berperan sebagai keluarga dari orang sakit mengungkapkan peran yang diembannya pernah dialaminya dalam dunia nyata.

"Naskah menemukan aktornya sendiri. Naskah ini seperti menceritakan diri saya,"ucapnya. 

Penonton yang hadir pada malam itu, juga tidak kalah terkesan dengan adegan demi adegan yang ditampilkan. Kisah-kisah dan dialog-dialog di atas panggung membawa makna yang mendalam. Beberapa peserta juga larut dalam emosi dan refleksinya sendiri.

Dian, siswi SMK St. Aloysius Ruteng, mengatakan, jika pementasan ini membuatnya teringat akan ayahnya. 

"Saya jadi terbawa kembali ke memori terberat dalam hidup bersama ayah saya di tahun 2018,"tuturnya. 

Ilan, penonton yang mewakili Forum Anak Kabupatan Manggarai (FAKAM), jadi teringat akan ibunya yang berprofesi sebagai perawat. 

"Saya sering mendengar cerita-cerita mama setiap pulang kerja, dan itu membuat saya merasa menjadi perawat tidak pernah mudah,"katanya.

Arsy Juwandy, penonton yang berasal dari Kisol, Manggarai Timur menyatakan jika kisah ini membuatnya teringat akan hidupnya sendiri. 

"Saya merawat om saya hampir sepanjang tahun 2018, dan hal itu menjadi pengalaman yang mungkin akan saya ingat seumur hidup,"ungkapnya. 

Kisah personal yang dipentaskan Teater Saja ini dipadu dengan penataan lampu, musik, desain panggung, soundsystem yang memadai, dan penggunaan multimedia yang lain. 

"Saya ingin agar orang datang untuk menonton diri mereka sendiri di atas panggung,” tutup Marcelus Ungkang. (rob) 

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved