Berita Belu 

Belajar Otodidak, Pengurus SILC Longgela Mausali Jalankan Kepengurusan Selama 7 Tahun Tanpa Upah

SILC Longgela Mausali di Desa Nualain, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, saat ini sudah berjalan selama tujuh tahun

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/H.O SILC LONGGELA MAUSALI
PEMBAGIAN HASIL - Pembagian hasil kepada anggota SILC Longgela Mausali Siklus Tujuh, Senin (9/12/2024). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Saving and Internal Lending Communities (SILC) Longgela Mausali di Desa Nualain, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, saat ini sudah berjalan selama tujuh tahun. 

Selama tujuh tahun pula para pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, pemegang kunci, penghitung uang 1, 2, dan 3 menunaikan tanggung jawab mereka tanpa upah. 

Untuk diketahui, SILC sendiri merupakan bagian dari dari Catholic Relief Services (CRS) yang bertujuan untuk membantu anggota mengembangkan diri mereka sendiri dan untuk menyediakan layanan tabungan, pinjaman dan dana darurat sehingga mereka dapat mencapai pengembangan aset individu dan pengembangan kelompok. 

SILC Longgela Mausali pertama kali berdiri di tahun 2018. 

Sekretaris SILC Longgela Mausali, Pou Maria Septiany mengatakan, pada tanggal 26 Agustus 2018 dia mendengar tentang Silc dari desa tetangga, Desa Lakmaras, Dusun Lesubere. 

Berbekal pengetahuan tersebut dia bersama suaminya, Wendelinus Bauk Koli yang kemudian menjadi ketua, mencoba membuka di Desa Nualain dengan anggota pertama sebanyak 16 orang. 

"Siklus pertama empat bulan dari Agustus sampai Desember, anggota hanya 16 orang dari 2 KUB (Kelompok Umat Basis), itu tetangga terdekat, suami istri dan anak-anak yang ditotal 16," kata Septiany, Selasa, 10/12/2024. 

Baca juga: Soroti Pemerintahan Kabupaten Belu, Ketua DPRD Sebut Seluruhnya Baik Tapi Tidak Ada yang Sempurna 

"Sebenarnya karena mulai di Agustus belum bisa pembagian tapi kami Desember itu pembagian sebagai percobaan karena anggota kalau misalkan dalam empat bulan tidak bagi berarti mereka masih berpikir ini kelompok betul atau tidak. 

Kalau sampai tahun depan nanti tidak genap jadi sebagai percobaan empat bulan Desember langsung pembagian. 

Terus Januari langsung mulai siklus baru. Jadi satu tahun itu satu siklus.

Mulai Januari sampai Desember itu 50 minggu.

Pas pembagian di 2018 Desember itu hadir langsung petugas PPSE Keuskupan Atambua, pak Yoseph Metkono," tambahnya. 

Desa Nualain sendiri, kata dia, tidak termasuk 10 desa binaan dan yang mendapat pelatihan hanya desa binaan PPSE Keuskupan Atambua.

"Tapi karena Nualain melihat sepertinya di sana itu baik makanya coba menerapkan," ungkapnya. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved