Opini

Opini: Bunga Pusara Abadi di Bulan Desember

Flamboyan, atau yang  masyarakat setempat disebut Sepe dipandang dengan mata penuh rasa hormat dan takjub. Bagi orang Kupang, Flamboyan bukan hanya

Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM/NOVEMY LEO
Bunga Sepe dari Pohon Sepe, pohon unik yang jadi salah satu ikon Kota Kupang, Provinsi NTT 

Tapi justru dalam kekosongan yang ditinggalkan oleh mereka yang telah pergi, kehidupan terus berlanjut. Dalam setiap kelopak yang jatuh ke tanah, ada pesan bahwa setiap akhir adalah bagian dari kesatuan yang lebih besar. 

Flamboyan adalah bentuk cinta yang berkelanjutan, cinta yang tidak pernah padam meski tubuh telah tiada, cinta yang menyatukan antara yang telah pergi dan yang masih ada. 

Flamboyan di sini adalah Omega, titik akhir yang tidak pernah menjadi penutup, melainkan pelajaran untuk selalu mengingat dan menghargai. Seperti bunga yang menyatu dengan tanah tempat asalnya, kita pun kembali ke asal kita, bumi yang memberi hidup.

Sebuah akhir yang membawa kita pada kesadaran akan hubungan kita yang lebih dalam, lebih abadi—hubungan dengan alam, dengan sesama, dengan peradaban manusia itu sendiri. 

Flamboyan mengajarkan kita bahwa asal dan tujuan hidup manusia tidaklah terpisah, melainkan bagian dari perjalanan yang satu. Seperti bunga yang tumbuh dari akar dan akhirnya kembali ke tanah, hidup kita juga bergerak dalam siklus yang tak terhentikan, antara awal dan akhir. 

Dalam setiap langkah perjalanan itu, cinta kasih adalah benang merah yang menghubungkan semuanya.

Cinta adalah yang menghidupkan, cinta adalah yang menguatkan, cinta adalah yang membawa kita dari satu titik ke titik lainnya. 

Flamboyan, dengan seluruh keindahannya yang menyala di bawah matahari yang terik, adalah metafora bagi perjalanan cinta itu sendiri. 

Cinta yang meliputi segala, yang membawa manusia pada kesadaran bahwa setiap langkah kita, baik itu langkah pertama yang penuh semangat maupun langkah terakhir yang penuh kerendahan hati, adalah bagian dari perjalanan menuju kedamaian universal. 

Seperti Flamboyan yang berbunga dengan penuh keberanian, manusia pun dipanggil untuk mencintai tanpa henti, tanpa memandang perbedaan, tanpa menghitung waktu, karena dalam cinta, kita menemukan asal dan tujuan kita—tempat kita berasal dan tempat kita kembali. 

Flamboyan mengingatkan kita bahwa cinta kasih adalah inti dari peradaban, yang melintasi batas-batas ruang dan waktu, menjalin persaudaraan semesta, dan menghubungkan segala yang hidup dengan segala yang mati. 

Dari Alpha hingga Omega, dari permulaan hingga akhir, cinta adalah kekuatan yang abadi. Seperti Flamboyan yang selalu mekar, kita pun dipanggil untuk selalu memberi warna, memberi kehidupan, memberi kasih—sepanjang perjalanan kita di dunia ini.

Perdamaian Abadi

Bunga Sepe, dengan kelopak merah menyala yang mekar di tanah Kupang, menjadi simbol penting bagi warga bumi untuk selalu menjaga dan merawat planet ini sebagai rumah bersama. 

Sepe mengingatkan kita akan tanggung jawab untuk menjaga bumi, yang menjadi tempat tinggal bagi seluruh umat manusia, tanpa memandang latar belakang. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved