Opini
Opini: Bunga Pusara Abadi di Bulan Desember
Flamboyan, atau yang masyarakat setempat disebut Sepe dipandang dengan mata penuh rasa hormat dan takjub. Bagi orang Kupang, Flamboyan bukan hanya
Sepe bukan sekadar bunga. Ia adalah peluk mesra dari masa lalu yang tidak pernah meninggalkan kita, meski tubuh sudah terbaring di bawah tanah. Bunga itu selalu mekar, menebar harum, membungkus kenangan dengan keindahan abadi.
Bunga Persaudaraan Abadi
Di bumi yang luas ini, ada bunga yang hadir bukan sekadar untuk mewarnai, tapi juga untuk mengajarkan kita tentang siklus kehidupan yang penuh makna.
Kembang Flamboyan, dengan kelopak merah menyala yang membara di bawah langit tropis, adalah bunga yang tak hanya tumbuh di tanah, tetapi juga menyentuh relung terdalam hati manusia.
Di Kupang, dan di banyak tempat lainnya, Flamboyan adalah simbol yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan, antara yang sudah tiada dan yang akan datang.
Ia adalah Alpha dan Omega, permulaan dan akhir dari perjalanan panjang, asal dan tujuan yang tak terpisahkan dalam hidup manusia.
Sepe, dengan kelopak merahnya yang membara, adalah bunga yang tumbuh dari tanah yang keras dan panas, menyerap sinar matahari dengan penuh keikhlasan.
Dalam setiap mekarnya, Flamboyan mengingatkan kita akan asal mula—asal mula yang tidak hanya dilihat sebagai titik permulaan, tetapi juga sebagai kekuatan yang melahirkan kehidupan.
Sepe adalah awal yang menggugah, tanda kebangkitan dan pertumbuhan, seperti cinta yang pertama kali mekar dalam hati manusia. Awal yang penuh semangat, yang tidak memandang usia atau waktu.
Sama seperti kehidupan manusia yang bermula dari titik yang tak tampak, Flamboyan melambangkan benih-benih harapan yang ditanam dalam gelapnya bumi, yang akhirnya bermekaran menjadi sesuatu yang luar biasa.
Setiap akar yang menyusuri tanah, setiap tunas yang tumbuh penuh keteguhan, adalah gambaran dari perjalanan panjang menuju kesadaran, menuju penemuan diri.
Dalam semangat Flamboyan yang memerah, kita bisa melihat semangat pertama kehidupan manusia yang menyala, menggapai langit, mencari arti dalam dunia ini.
Namun, Flamboyan juga simbol dari akhir, dari kenyataan bahwa setiap yang hidup pasti mengalami masa untuk beristirahat. Ketika ia mekar, bunga ini tidak hanya menawarkan keindahan yang sementara, tetapi juga mengingatkan kita pada kenangan yang akan tetap hidup meski kelopaknya satu per satu jatuh ke tanah.
Sepe bukan hanya bunga yang dihadirkan untuk merayakan kehidupan, tetapi untuk mengingatkan kita bahwa dalam setiap akhir ada awal yang baru.
Bunga Kuburan, seperti yang disebut oleh orang Kupang, adalah simbol pengingat tentang kematian yang tak terhindarkan.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.