Derap Nusantara

Kemenangan Kotak Kosong di Pilkada 2024, Antara Kepedulian dan Perlawanan Rakyat

Masyarakat harus bersabar menunggu proses panjang rekapitulasi suara yang dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat kecamatan.

Editor: Alfons Nedabang
ANTARA BENGKULU
Ilustrasi kotak kosong menang di Pilkada 2024. Pemilihan ulang akan digelar pada tahun 2025. 

Penting bagi semua pihak untuk memanfaatkan waktu hingga Pilkada lanjutan dengan bijak, tidak hanya untuk mempersiapkan administrasi dan logistik, tetapi juga untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat.

Dengan demikian, proses ini dapat berjalan dengan transparan, akuntabel, dan menghasilkan pemimpin yang diinginkan rakyat.

Kemenangan kotak kosong dalam Pilkada Serentak 2024 adalah refleksi ketidakpuasan masyarakat terhadap minimnya pilihan kandidat.

Hal ini bukan sekadar alarm, tetapi juga peluang emas bagi partai politik untuk introspeksi dan berinovasi. Sebuah demokrasi yang sehat lahir dari kompetisi yang adil dan terbuka, di mana setiap suara rakyat dihargai.

Jika partai politik tidak segera berbenah, bukan hanya kotak kosong yang akan menjadi pemenang, tetapi juga ketidakpercayaan publik terhadap proses demokrasi itu sendiri. (Chandrika Purnama Dewi/ANTARA)

 

Ilustrasi Pilkada Serentak 2024 ok
Ilustrasi Pilkada Serentak 2024.

 

Parpol Tak Membaca Arus Keinginan Publik

REKTOR sekaligus Guru Besar Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB) Prof. Ibrahim memberikan catatan untuk kemungkinan kotak kosong menang pada pilkada calon tunggal di dua daerah, yakni Pilkada Bangka dan Pilkada Kota Pangkalpinang.

“Sebenarnya yang paling utama harus menarik hikmah dari kemenangan kotak kosong di Bangka, dan Pangkalpinang adalah partai politik. Mereka faktanya tidak membaca arus keinginan publik, sehingga calon yang tunggal pun ditolak masyarakat,” kata Prof. Ibrahim saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa ke depan partai politik harus lebih moderat dalam menerima kandidat untuk maju di pilkada.

Kemudian, dia mengingatkan agar penyelenggara perlu memperhatikan tingkat partisipasi pemilih dalam pilkada ulang nanti.

“Penyelenggara patut mengintensifkan sosialisasi dan partisipasi ke warga agar ke depan golput (golongan putih) bisa ditekan,” jelasnya.

Penghitungan suara sementara berdasarkan olah data dari laman milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI hingga Kamis pukul 10:15 WIB pada laman berikut, menunjukkan kotak kosong meraih 67.546 suara atau 57,25 persen dari total suara keseluruhan dibandingkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bangka Mulkan-Ramadian dengan total 50.443 atau 42,75 persen suara.

Kemudian, kotak kosong memperoleh 48.528 atau 57,98 persen dari total suara keseluruhan dibandingkan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil-Masagus Hakim dengan total 35.177 atau 42,02 persen suara.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved