Kurikulum Merdeka Belajar Diganti

Mendikdasmen: Kurikulum Merdeka Belajar Diganti dengan Kurikulum Deep Learning, Begini Katanya

Ibarat ganti Menteri ganti kurikulum, seperti itulah yang terjadi saat ini. Setelah Nadiem Makarim lengser, maka Kurikulum Merdeka Belajar pun diganti

Editor: Frans Krowin
KOMPAS.COM
Ilustrasi siswa SMA GANTI KURIKULUM – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah atau Mendikdasmen, Abdul Muti mengganti lagi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Kurikulum Deep Learning. 

"Belum ada keputusan soal itu, yang saya sampaikan itu soal pendekatan belajarnya," tegas Mu'ti.

Di sisi lain, Mu'ti menyatakan pihaknya akan mengkaji materi-materi, urutan, serta bobot untuk pembelajaran sehingga tidak membebani murid dan guru.  

Dia juga berjanji akan mengkaji ulang penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar, Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan jalur zonasi, serta penghapusan Ujian Nasional (UN).

 Apa itu deep learning? Menurut Kamus Cambridge, deep learning atau pembelajaran mendalam adalah cara untuk mempelajari sesuatu sehingga sepenuhnya memahami hal itu dan tidak akan melupakan pembelajaran tersebut.

Dalam segi komputasi, deep learning adalah sejenis pembeajaran mesin atau proses komputer meningkatkan kemampuan untuk melakukan tugas dengan menganalisis data baru yang menggunakan banyak lapisan pemrosesan data.

Menurut Catherine McAuley College, deep learning membuat pelajar mampu berpikir kritis, komunikasi, serta bekerja dengan orang lain secara efektif di semua mata pelajaran.

Deep learning membuat murid bisa mengarahkan ilmu dan mengambil hal yang dipelajari untuk diterapkan ke situasi lain sebagai pembelajaran seumur hidup.

Pada pembelajaran mendalam, murid akan meneliti fakta dan ide baru secara kritis serta mengaitkannya ke struktur kognitif dan membuat banyak kaitan antara ide yang ada.

Karekter pembelajaran ini fokus mencari konsep memecahkan masalah, aktif berinteraksi, menggabungkan berbagai modul belajar, dan menerapkan pembelajaran ke kehidupan nyata.

Murid yang menerapkannya menjadi punya rasa ingin tahu dan percaya diri, terlibat secara mental, berpendidikan yang sesuai, serta fokus pada minat dan manajemen waktu baik.

Guru dengan sistem deep learning akan melibatkan mrid dalam pembelajaran, mengaitkan materi ke pengetahuan murid, tidak menghukum kesalahan dan menghargai usaha murid, serta bersikap adil dalam penilaian.

Contoh dari deep learning yakni murid diajak menciptakan suatu karya sambil menghitung biaya pembuatan dan bahan-bahan yang diperlukan. Karya itu kemudian diterapkan ke kehidupan sehari-hari.

Berbeda dari pembelajaran mendalam, kebalikan dari deep learning adalah surface learning atau pembelajaran permukaan.

Surface learning hanya membuat murid menerima fakta baru tanpa berpikir kritis, fokus pada hafalan, pasif menerima informasi, tidak mengembangkan materi, dan belajar untuk ujian.

Baca juga: Kapolri - Mendikdasmen Sepakat, Mediasi Jadi Jalan Tengah Atasi Pendisiplinan Dunia Pendidikan

Baca juga: Presiden Prabowo Perintahkan Nasaruddin Bersihkan Kementerian Agama dari Praktik Korupsi

Murid dengan surface learning tidak fokus pada bidangnya, kurang pengetahuan, beban belajar terlalu tinggi, dan hanya sekadar mengingat informasi.

Guru dalam pembelajaran ini juga tidak memberikan materi yang mendalam, membiarkan murid pasif, menilai soal isian pendek, dan memberi beban tugas banyak untuk murid.

Contoh surface learning adalah guru hanya memberi pelajaran ke murid di kelas. Kemudian, murid harus menghafal pelajaran tadi untuk dites dalam ujian sekolah. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved