Opini

Opini: Teknologi Digital untuk Lestarikan Bahasa Dawan dalam Pembelajaran IPA

Uab Meto merupakan salah satu bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Vivi E.R Husin 

Pemanfaatan teknologi digital dalam melestarikan Uab Meto dalam pembelajaran IPA memiliki sejumlah manfaat, antara lain: 1) Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa; 2) Melestarikan Bahasa dan Budaya Lokal; dan 3) Menggabungkan Pengetahuan Lokal dengan Sains Modern.

Pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran IPA berbasis bahasa Dawan adalah langkah strategis untuk melestarikan bahasa daerah sekaligus meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmiah. 

Dengan berbagai bentuk media digital seperti aplikasi, video, e-book, dan game, bahasa Dawan dapat terus hidup dan berkembang di tengah kemajuan teknologi. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga membuka peluang bagi inovasi pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pemanfaatan teknologi digital dalam melestarikan Uab Meto, yang merupakan bahasa dan budaya masyarakat Dawan (Atoin Meto), sangat penting untuk menjaga keberlangsungan warisan budaya ini di tengah arus globalisasi. 

Ada beberapa cara teknologi digital yang dapat digunakan dalam pelestarian Uab Meto diantaranya; 1) Platform Media Sosial yaitu penggunaan media sosial untuk berbagi informasi, cerita, dan materi terkait Uab Meto dapat meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap bahasa ini; 

2) Aplikasi Augmented Reality yaitu aplikasi yang menggabungkan elemen AR dengan pembelajaran bahasa dapat membantu pengguna memahami konteks budaya dan sejarah Uab Meto secara lebih mendalam. Pengguna bisa melihat objek atau tempat bersejarah yang relevan dengan Uab Meto melalui perangkat mereka (Sugiarso, dkk. 2024);

3) Perpustakaan Digital yaitu mendirikan perpustakaan digital yang menyimpan dokumen dan materi tentang Uab Meto, sehingga dapat diakses oleh siapa saja di mana saja (Margarita, 2021); 

4) Proyek Kolaboratif yaitu menggandeng akademisi, pelajar, dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam proyek pelestarian budaya menggunakan teknologi digital (Hidayat, 2016); 

5) Kurikulum Berbasis Teknologi yaitu memasukkan penggunaan teknologi digital dalam kurikulum sekolah untuk mengajarkan Uab Meto kepada siswa dengan cara yang lebih menarik dan relevan (Sugiarso, dkk. 2024).

Contoh penerapannya bisa dalam bentuk Aplikasi Pengenalan Tumbuhan Obat. Aplikasi ini dapat membantu pengguna mengidentifikasi tanaman obat berdasarkan gambar dan memberikan informasi tentang khasiat dan cara penggunaannya. 

Platform belajar menenun yaitu platform online yang menyediakan tutorial video, pola tenun, dan komunitas penenun untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dan

Game Edukasi Budaya yaitu game yang menggabungkan elemen Uab Meto dengan mekanisme permainan yang menarik minat generasi muda.  (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved