Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 4 November 2024, Terbuka kepada Semua Orang
aspek fundamental bahwa sesama bukanlah barang. Mereka adalah “wajah-wajah Kristus” yang terluka dan terabaikan.
Oleh : Pastor John Lewar SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 4 November 2024, Terbuka kepada Semua Orang
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor
Perayaan Wajib St. Karolus Borromeus
Lectio: Filipi 2:1-4; Mazmur 131:1.2.3
Injil: Lukas 14:12-14
Meditatio:
Latar belakang perikop injil Lukas hari ini adalah konflik antara Yesus dan lawanlawan-Nya yang terjadi pada hari Sabat. Saat itu Yesus menghadiri suatu perjamuan. Segala perkataan dan perbuatan-Nya diawasi oleh ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus sedang diuji dan diamat-amati. Lawan-lawan Yesus berharap diri-Nya membuat kesalahan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 3 November 2024, "Cinta yang Seimbang: Tuhan dan Sesama"
Kesalahan yang dimaksud adalah melakukan penyembuhan pada hari Sabat. Tidak peduli sedang dicari-cari kesalahan-Nya oleh banyak orang, ketika ada orang sakit yang mendatangi-Nya, Yesus tetap menyembuhkan orang itu. Meski tindakan tersebut melanggar hukum Sabat, bagi Yesus, kesembuhan orang sakit adalah hal yang penting, mendesak, dan tidak boleh ditunda (Lukas 14: 1-6, penyembuhan pada hari Sabat).
Kemudian giliran Yesus yang mengamat-amati para hadirin. Ia melihat bahwa mereka, yakni ahli Taurat dan orang-orang Farisi, punya kebiasaan yang sangat buruk. Mereka bernafsu sekali menduduki “tempat-tempat
kehormatan.”Karena itu, Yesus memberi nasihat agar orang bersikap rendah hati.
Orang yang tinggi hati, yang dengan angkuhnya mengambil tempat paling terhormat, orang itu akan malu kalau kemudian tuan rumah memintanya pindah ke tempat lain. Tuan rumah adalah orang yang paling tahu tentang tamutamunya dan yang paling berhak menentukan tempat duduk bagi tamu-tamunya itu (Lukas 14: 7-11, tempat yang pa;ing utama dan yang paling rendah).
Setelah mengkritik para undangan, Yesus ganti memperhatikan si pengundang. Sebagaimana lazim terjadi dahulu maupun sekarang, ketika mengadakan suatu pesta, perjamuan, atau acara makan-makan, orang akan mengundang kerabat, sanak saudara, relasi, koneksi, dan siapa saja yang dekat dengannya.
Namun, Yesus punya gagasan lain. “Kalau kamu mengadakan pesta,” demikian kira-kira Ia berkata, “Undanglah orang-orang di luar kelompokmu.” Yang Ia maksud adalah kaum yang selama ini dipinggirkan oleh masyarakat, yaitu orang-orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta.
Mereka inilah yang sebaiknya diundang dalam perjamuan karena pada dasarnya mereka berhak juga mendapatkan kebahagiaan. Tentu saja mereka tidak akan mampu mengadakan pesta dan balas memberikan undangan. Akan tetapi, justru itulah yang dimaksud. Yang membalas nanti adalah Allah sendiri, yaitu “pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Mengundang orang yang tidak mempunyai kesempatan untuk mengadakan pesta adalah jalan mulia yang ditawarkan oleh Yesus. Mereka bukan tidak mau, tetapi mereka tidak mampu untuk mengadakan pesta-pesta.
Melibatkan orang-orang yang disebutkan Yesus hari ini berarti memberi kesempatan pada diri kita sendiri untuk ikut tergerak hati dan merasakan apa yang mereka rasakan. Siapa tahu justru dari merekalah kita mendapat semangat hidup dan kekuatan hidup.
Yesus dengan ini memanfaatkan situasi perjamuan yang dihadiri-Nya untuk menggambarkan perjamuan yang lain, yaitu perjamuan dalam Kerajaan Allah.
Di sana yang menjadi tuan rumah adalah Bapa, sedangkan kita adalah para undangan. Menghadiri perjamuan di Kerajaan Allah, janganlah kita bersikap tinggi hati. Ingat, yang meninggikan diri akan direndahkan, sedangkan yang merendahkan diri akan ditinggikan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.