Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 1 November 2024, Jangan Takut Menjadi Orang Kudus
Mereka sudah menghayati dan mengamalkan ajaran Kristus dalam situasi apa pun selama di dunia.
Oleh: Pastor John Lewar
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 1 November 2024, Jangan Takut Menjadi Orang Kudus
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Hari Raya Semua Orang Kudus
Lectio: Wahyu 7:2-4,9-14; Mazmur 24:1-2,3-4ab,5-6;
Injil: 1Yohanes 3:1-3; Matius 5:1-12a.
Meditatio:
Pada hari ini, 1 November kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Siapa orang-orang kudus? Orang-orang kudus adalah semua orang yang telah diakui dan diangkat oleh Gereja setelah periode penelitian dan penjelajahan, layak bagi Tuhan dan layak menerima kemuliaan Surga.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 31 Oktober 2024, “Aku Harus meneruskan PerjalananKu”
Proses pernyataan seseorang sebagai Orang Suci biasanya berlangsung lama, mulai dari seorang Hamba Tuhan, Venerabilis/Yang Mulia, dan kemudian Diberkati atau Beatus dan akhirnya menjadi Orang Suci/Santo-santa.
Orang Kudus tersebut, kehidupan dan tindakannya benar-benar layak di hadapan Tuhan dan menjadi orang
yang patut diteladani. Maka kita dapat mengatakan, bahwa Orang Kudus adalah orang-orang yang selama hidupnya di dunia ini selalu taat, setia, berbakti, dan menaruh pengharapan pada Tuhan. Kini mereka dikaruniai kedamaian dan kebahagiaan kekal abadi di surga. Mereka sudah menghayati dan mengamalkan ajaran Kristus dalam situasi apa pun selama di dunia. Kini mereka dikaruniai mahkota kehidupan oleh Tuhan di dalam surga.
Dalam Kitab Wahyu 2:10, Tuhan berkata: “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”. Jadi barang siapa selama berziarah di dunia ini menjalankan perintah-Nya, selalu taat dan setia kepada Kristus, dia akan dimahkotai kehidupan, dan akan diberi kehidupan kekal abadi untuk selama-lamanya oleh Tuhan sendiri.
Gereja Katolik percaya bahwa orang-orang kudus itu disebut para SantoSanta. Orang tua kita memberi nama baptis yang ditulis di depan nama diri kita, biasanya diambil dari nama salah satu orang kudus. Dengan
harapan nama santo-santa tersebut dapat mengilhami hidup kita dalam perjuangan untuk mencapai kekudusan. Kekudusan mereka sudah ada sebelum mereka mati. Jadi, kita pun berkat kasih karunia Tuhan, juga di panggil untuk menjadi kudus.
Gereja Katolik juga mengimani adanya “persekutuan para kudus” sebagaimana tertuang dalam Doa Syahadat Para Rasul yang seringkali kita doakan, yakni persekutuan dalam kebahagiaan abadi orang-orang yang telah ditebus dan diselamatkan. Orang Katolik mohon perlindungan dirinya di bawah orang kudus itu.
Orang kudus itu juga boleh menjadi inspirasi dan teladan supaya pada akhirnya boleh bersatu dengan pelindungnya dalam kehidupan kekal nanti. Orang kudus adalah pendoa bagi umat Allah yang masih berziarah di dunia. Mereka mendasarkan hidupnya pada injil. Mereka masuk dalam kalangan orang yang berbahagia di hadapan Allah karena iman kepada Allah dan penyelenggaraanNya.
Injil pada hari ini mengundang kita untuk hidup dalam iman kepada Tuhan, berani berserah, percaya dan bergantung kepada Allah, itulah miskin di hadapan Allah. Kita dipanggil untuk berani untuk bermurah hati
dan berbelarasa kepada sesama, karena kita telah mendapat kemurahan hati yang melimpah dari Allah. Kita dipanggil untuk tetap setia memanggul salib penderitaan bahkan kematian karena iman kepada Tuhan, itulah yang dilakukan oleh Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia. Kita akan menghadapi bermacam-macam tantangan, godaan, dan hambatan berat.
Namun, ingatlah bahwa aneka macam tantangan, godaan, dan hambatan tersebut bukan malapetaka melainkan kesempatan untuk menjadi semakin kudus, semakin mempersembahkan diri secara total kepada Tuhan. Berbahagialah kita yang berani beriman kepada Tuhan dan membagi cinta bagi sesama. Karena dengan demikian kita akan masuk dalam bilangan para kudus di Surga.
Ketika Yohanes Paulus II menjadi Paus, seorang wartawan bertanya kepadanya, Holy Father, mengapa engkau mau dipanggil Holy Father, pada hal kau adalah manusia biasa seperti kami? Jawab Paus: jangan takut menjadi kudus, sebab panggilan setiap orang Kristen adalah menjadi kudus. Ya, menjadi kudus, utuh dan penuh, serta bahagia, itulah panggilan kita, seperti orang-orang kudus berbahagia yang kita rayakan
hari ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.