Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 21 Oktober 2024, Damai Sejati Hanya Ada di dalam Yesus
pertentangan yang dialami oleh manusia dimulai dari orang-orang dekat. Di dalam satu keluarga bisa terjadi perlawanan satu sama lain.
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Kamis 21 Oktober 2024, Damai Sejati Hanya Ada di dalam Yesus
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Antonius Maria Claret
Lectio:Efesus 3:14-21; Mazmur 33:1-2.4-5.11-12.18-19
Injil: Lukas 12:49-53
Missio:
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengatakan suatu hal yang mengagetkan kita semua dan bisa juga membingungkan. Ia berkata, "Kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan damai melainkan pertentangan.
"Yesus mengatakan semuanya ini karena kehadiranNya saja menimbulkan perbantahan. Kita ingat kembali Herodes yang merasa terancam ketika mendengar kabar dari para majus bahwa telah lahir seorang raja baru di kota Daud (Mat 2:2-3).
Herodes lalu memerintahkan untuk membunuh semua anak lakilaki yang berusia dua tahun ke bawah. Simeon berkata kepada Maria, ibu Yesus: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan, dan suatu pedang akan menembus jiwamu
sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang" (Luk 2:35-36).
Pertentangan-pertentangan yang dialami oleh manusia dimulai dari orang-orang dekat. Di dalam satu keluarga bisa terjadi perlawanan satu sama lain.
Yesus sendiri mengalaminya ketika ditolak di Nazareth oleh orang-orang sekampung halamanNya (Mat 13:57). Banyak di antara kita mungkin pernah mengalami penolakan di dalam keluarga, di dalam komunitas. Banyak orang saling tidak percaya dan cenderung bermusuhan satu sama lain. Apa yang harus diandalkan di dalam hidup ini? Kita butuh Roh Kudus yang dapat mendamaikan bathin setiap orang.
Yesus melemparkan api ke bumi, simbol Roh KudusNya yang dicurahkan kepada setiap orang. Roh Kudus itu harus menyalah di dalam batin setiap orang. Dengan demikian, tidak ada lagi permusuhan di dalam diri setiap pribadi tetapi yang ada adalah damai sejahtera. Damai itu tidak mudah diperoleh. Yesus sendiri untuk mendamaikan dunia, harus melalui Salib. Ia harus menderita,wafat dan bangkit dari alam maut.
Pertentangan, penderitaan juga dialami oleh para nabi seperti pengalaman nabi Yeremia. Orang-orang yang menganiaya adalah orangorang yang dekat dengan nabi Yeremia. Mereka berencana untuk menghukum mati Yeremia. Mungkin mereka tersingggung karena kata- kata Yeremia yang tajam untuk melawan ketidakadilan sosial yang sedang menguasai manusia zaman itu.
Yeremia bahkan dimasukkan ke dalam sumur, sehingga terperosoklah ia ke dalam lumpur yang ada di dasar sumur. Untung ada Ebed Melekh orang Etiopia yang memohon kepada raja untuk menyelamatkan nabi Yeremia. Ebed Melekh pun dipercayakan raja untuk mencari tiga orang kuat untuk mengangkat nabi Yeremia dari sumur. Yeremia adalah orang yang tidak bersalah tetapi dijadikan bersalah. Tuhan Yesus pun akan mengalami hal-hal seperti ini. Orang selalu lupa bagaimana menjadi saudara! Orang lupa untuk membangun rasa damai.
Sikap dan perilaku egois sedang menguasai hidup kita sehingga ada kecenderungan untuk selalu membenci dan menganiaya sesama. Kita mendengar di dalam kisah Yesus di atas, terutama kehadiraNya membuat banyak orang percaya kepadaNya, tetapi banyak juga yang selalu kecewa dan menolakNya.
Sampai sekarang pertentangan masih terjadi di banyak tempat. Semua itu terjadi karena banyak orang masih menutup diri dari kasih Kristus. Bagi orang yang tidak menerima kehadiran Yesus, dengan sendirinya semua orang yang mencintai Yesus tidak masuk dalam daftar pribadi yang harus dikasihi. Oleh karenanya, kita semua bertugas untuk membuka ruang-ruang gelap dunia dan menerangi dengan cahaya Kristus dan mengobarkan api cinta Allah.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.