Opini
Opini: Memanfaatkan Pengetahuan Tradisional untuk Pendidikan Berkelanjutan di Kabupaten TTS
Pengetahuan tradisional yang dimiliki masyarakat lokal dapat dimanfaatkan untuk mendukung kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah-sekolah.
Pengetahuan ini membantu siswa memahami pentingnya melindungi satwa lokal dan mengembangkan sikap peduli terhadap kelestarian fauna setempat.
Etnoekologi masyarakat TTS
Etnoekologi berfokus pada hubungan antara manusia dan ekosistem sekitarnya. Masyarakat Timor Tengah Selatan memiliki tradisi yang menghormati alam dimana sebuah suku yang ada di TTS yaitu Boti melalui berbagai ritual dan aturan adat yang melindungi hutan, sungai, dan lahan pertanian dan air.
Nilai budaya halaika yang digunakan masyarakat adat Boti untuk mengatur, melestarikan atau menjaga keseimbangan ekologis disebut dengan istilah “talas”(larangan).
Dari pengalaman hidupnya bertahun-tahun rupanya masyarakat Boti menyadari bahwa mereka sangat tergantung pada sumberdaya alam sehingga perlu menjaga kelestariannya, baik pohon/hutan, air, maupun tanah.
Untuk menjaga penggunaan dan kelestarian sumberdaya alam ini mereka membangun budaya, menciptakan berbagai pranata dan aturan main yang kemudian menjadi kearifan lokal.
Menurut pemahaman kosmologisnya, gunung, batu dan pohon dianalogikan sebagai tulang, air sebagai darah, tanah sebagai daging yang harus dijaga oleh setiap orang.
Larangan menyangkut air, hutan, dan satwa menjadi bagian hidup yang sangat penting.
Sebagai wujud penghargan mereka terhadap gunung, batu, pohon, air, dan tanah (lingkungan) masyarakat masyarakat Boti membuat kesepakatan hidup antara lain tentang siklus pemanfaatan sumberdaya alam, aturan menanam, larangan memungut/memanen hasil hutan dan hasil kebun.
Aturan disertai sanksi-sanksinya, nilai budaya tersebutlah yang diyakini sebagai cara paling ampuh dalam mengelola alam.
Dengan memasukkan etnoekologi dalam kurikulum IPA membantu siswa memahami konsep keberlanjutan dan peran penting manusia dalam menjaga keseimbangan alam.
Implementasi Etnobiologi dalam Kurikulum IPA
Pembelajaran etnobiologi dapat diterapkan dalam bentuk proyek-proyek lapangan, seperti survei tumbuhan dan hewan lokal atau penelitian tentang praktik adat yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan.
Siswa dapat melakukan wawancara dengan tokoh adat atau tetua masyarakat untuk memahami nilai-nilai tradisional yang diwariskan dan relevansinya dengan isu lingkungan saat ini.
Selain itu, guru dapat melibatkan siswa dalam kegiatan praktik langsung di lapangan untuk mempelajari flora dan fauna secara langsung, sehingga mereka tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman yang mendalam.
Upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan Pengetahuan Etnobiologi di TTS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.