Pilgub NTT

Melki Laka Lena Janji Benahi Jaringan Irigasi Persawahan Gising yang Macet

Akibatnya, mimpi sekitar 700 petani pemilik akan mengolah sawah mereka lebih dari sekali dalam setahun, belum kunjung terwujud. 

|
Penulis: Robert Ropo | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/HO
Contoh penggalan jaringan primer irigasi persawahan Gising saat diabadikan, Sabtu (19/10/2024). Jaringan irigasi tertutup rumput liar dan berbagai jenis sampah atau material lainnya. Persawahan Gising sekitar 3.000 ha, membentang sekitar Wukir, Kota Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur. 

Jaringan primer irigasi persawahan Gising, sudah rampung dibangun secara permanen sejak hulu di Wae Muli hingga hilir di Wae Je'a sekitar Kampung Woko Ledu. Bentangannya menyusuri lereng bukit menghadap persawahan di bawahnya. 

Seperti disaksikan Sabtu petang (19/10/2024), memang tak kelihatan tanda tanda jaringan irigasi itu pernah dialiri air dari sumbernya di Wae Muli. 

Entah jaringan primer, sekunder atau tersier, rata rata tertutup rerumputan liar atau berbagai jenis sampah lainnya. 

Bahkan bangunan jaringan utama irigasi yang tak berfungsi itu,  justru jadi penghambat aliran air menyusul hujan, dari perbukitan ke areal sawah. 

Akibatnya, aksi jebol jaringan irigasi menjadi tidak terhindarkan demi keberlanjutan pengolahan sawah yang mengandalkan tadah hujan. "Aksi jebol itu sudah terjadi di sejumlah titik," ungkap seorang petani. 

Informasi lain menyebutkan, maklum saja jika air dari sumber Wae Muli tidak bisa mengalir melalui jaringan irigasinya. 

Pasalnya karena bangunannya sudah jebol sebelum berfungsi. Kerusakan parah antara lain terjadi di Liang Songan, sekitar 3 km dari mulut bendungan. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved