Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 16 Oktober 2024, "Allah Itu Kasih"
Umat itu tidak sungkan dengan Romo tersebut. Ia berani berkata: “Romo selalu mengajar kami hukum cinta kasih dalam homili, buktikan dong pengajaran de
Tujuannya persepuluhan adalah sebagai tanda syukur kepada Tuhan namun orang Farisi sudah salah menafsirkannya sehingga orang merasa bukannya bersyukur melainkan pemerasan yang dirasakan. Seharusnya orang-orang Farisi memperjuangkan keadilan kepada sesama dan kasih kepada Tuhan.
Kedua, Mereka memiliki ambisi pribadi berlebihan yang ditunjukkan dengan suka duduk di tempat terdepan di dalam rumah ibadat dan penghormatan di pasar.
Sikap ambisi yang berlebihan hanya akan membuat keretakan dalam membangun kebersamaan. Ketiga, Mereka bersikap munafik ibarat kubur yang di luarnya rapi dan indah tetapi di dalamnya penuh kotoran, tulang belulang yang bau dan menajiskan.
Di dalam Kitab Bilangan dikatakan: “Setiap orang yang di padang, yang kena kepada seorang yang mati terbunuh oleh pedang, atau kepada mayat, atau kepada tulang-tulang seorang manusia, atau kepada kubur, orang itu najis tujuh hari lamanya.” (Bil 19:16). Sikap munafik itu busuk, najis!
Di samping kaum Farisi, para ahli Taurat dikecam Yesus karena suka meletakkan beban pada sesama tetapi mereka sendiri tidak mau terlibat. Mereka mencari yang enaknya dan yang jeleknya untuk orang lain.
Pesan penting dari perikop Injil pada hari ini adalah tentang kasih sejati. Kita semua diingatkan bahwa kodrat Allah adalah kasih (1Yoh 4:8). Maka kita sebagai anak-anak Allah haruslah berusaha untuk bersikap adil terhadap sesama.
Kita diingatkan untuk mengasihi Allah dengan totalitas seluruh hidup dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Kasih Allah itu mengalir dalam hidup manusia.
Kasih Allah itu tanpa syarat atau hitung-hitungan. Marilah kita melepaskan sikap orang Farisi modern yang masih melekat di dalam diri kita dengan mengasihi Tuhan dan sesama.
Kasih sejati itu bisa meringankan beban sesama dan membuatnya memiliki hidup yang bermakna. St. Paulus berkata: “Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Rm 5:5). Rasakanlah kasih Allah dan sebarkan kasihNya kepada sesama.
Missio:
Allah Bapa itu Mahakasih. KasihNya tanpa syarat. Mari kita membangun skala prioritas untuk menguatamakan keadilan dan kasih di dalam hidup kita.
Doa:
Tuhan, bantulah kami, semoga pada hari ini kami dapat berusaha menyingkirkan sikap farisi di dalam diri kami yakni sikap legalistis, sombong dan munafik. Semoga dalam karya dan pelayanan, kami mengusahakan keadilan
dan kasih. Amen
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Rabu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Berjaga-jaga Dalam Kehidupan Sehari-hari" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, "Bersaksi Melawan Diri Sendiri" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.