Kapal Wisata Terbakar
Kapal Wisata Terbakar di Taman Nasional Komodo, BTNK Sebut Tak Ada Pencemaran
Kapal wisata Maheswari terbakar saat berlabuh di perairan Taman Nasional Komodo Labuan Bajo
Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) menyebutkan bahwa insiden terbakarnya kapal wisata Maheswari tidak menimbulkan Pencemaran di perairan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Hasil pengecekkan petugas kami di lapangan dilaporkan tidak ada Pencemaran perairan di lokasi kejadian," ujar Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, Minggu 13 Oktober 2024.
Hendrikus mengungkapkan, kapal wisata Maheswari terbakar di perairan sekitar Pulau Kalong, bukan Pulau Rinca sebagaimana diberitakan sebelumnya. "Dekat Pulau Kalong," tegasnya.
Kapal wisata Maheswari terbakar saat berlabuh di perairan Taman Nasional Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat. Saat kejadian kapal tersebut mengangkut 16 penumpang. Rinciannya 11 turis asing dan 5 domestik.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan kejadian itu terjadi pada Sabtu 12 Oktober 2024 sekitar pukul 15:00 Wita. Api diduga karena arus pendek.
Taman Nasional Komodo Tercemar Limbah
Kendati demikian Hendrikus mengatakan limbah ratusan kapal wisata masih mencemari perairan Taman Nasional Komodo.
Ia menegaskan membuang limbah kapal wisata ke laut menjadi salah satu pelanggaran yang dilakukan pelaku wisata bahari di perairan Taman Nasional Komodo.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kapal Wisata Angkut 11 Turis Asing Terbakar di Pulau Rinca Manggarai Barat NTT
"Limbah. Banyak itu limbah (kapal). Itu mandi, cuci di atas kapal itu limbahnya luar biasa," ungkap Hendrikus.
Selain limbah adapula masalah lain dari banyaknya aktivitas kapal wisata yaitu kerusakan terumbu karang.
Adapun jumlah armada kapal wisata tercatat sebanyak 669 armada dan setiap hari ditemukan sekitar 149 hingga 200 kapal wisata melakukan trip dalam kawasan Taman Nasional Komodo.
Sedangkan jumlah mooring bouy hanya tersisa 6 buah dari 32 yang disiapkan BTNK.
"Buntutnya kapal wisata berlabuh seenaknya dengan melego jangkar sembarang sehingga merusak coral atau terumbu karang yang sebelumnya indah dan bagus di dasar laut kini mulai hancur," kata Hendrikus.
Karena itu ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencarikan solusi terkait berbagai persoalan yang terjadi dalam kawasan Taman Nasional Komodo.
"Butuh kerja sama semua pihak termasuk pelaku wisata untuk menjaga kelestarian ekosistem wisata bahari di Taman Nasional Komodo," imbuhnya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.