Breaking News

Anker Wisata Budaya

Berkunjung ke Congkar Manggarai Timur, Tamu Disambut Kain Tenun Motif Puncatiti

Kaum perempuan dan tua-tua adat, bahkan anak-anak mengenakan kain tenun puncatiti dipadukan dengan selendang leros (lendang leros) khas masyarakat.

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.COM
Kaum perempuan Congkar kabupaten manggarai Timur menenun kain motif Puncatiti. 

POS-KUPANG.COM - Wisatawan mancanegara dan Nusantara yang berwisata di Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur disambut warga setempat dengan kain puncatiti dan selendang leros.

Motif kain puncatiti dan selendang leros sangat berbeda dengan kain tenun di wilayah Manggarai Raya. Kain tenun bermotif puncatiti dan selendang leros didedang oleh kaum perempuan yang diwarisan turun temurun.

Seperti pada penjemputan anggota DPRD Manggarai Timur yang sudah dilantik 2 September 2024, Apolonaris Davianus, pada (6/10) di pintu gerbang halaman Kampung Wangkar, Desa Ranamese.

Kaum perempuan dan tua-tua adat, bahkan anak-anak mengenakan kain tenun puncatiti dipadukan dengan selendang leros (lendang leros) khas masyarakat setempat.

Tepat pukul 18.00 Wita, kaum perempuan dan tua adat sudah menunggu di pintu gerbang dengan pakaian adat kain tenun puncatiti dan Selendang Leros, serta topi puncatiti sungguh terasa nuansa budaya setempat.

Saat rombongan tiba di pintu gerbang Kampung Wangkar, tua-tua adat sudah membentang sebuah tikar adat untuk menyambut wisatawan. Tamu juga mengenakan kain tenun puncatiti dan selendang leros demi mempertahankan budaya setempat.

Selanjutnya. tua-tua adat dengan kain tenun bermotif Puncatiti duduk di atas tikar dan tamu juga dipersilahkan duduk diatas tikar tersebut.
Kemudian tua adat melakukan kepok adat (penyambutan adat) dan seekor ayam sebagai rasa syukur atas keberhasilan dalam perjuangannya.

Tarian Kelong

Satu rangkaian tradisi masyarakat Kampung Wangkar saat menyambut tamu atau wisatawan yang berwisata di wilayah itu yakni tradisi tarian kelong dari pintu gerbang kampung sampai di halaman kampung.

Hal itu dilakukan oleh masyarakat setempat saat menyambut tamu. Nyanyian adat serta memukul gong untuk memberikan semangat kepada para penari yang mengantar tamu.

Wempi Jevianus kepada Kompas.com, Minggu (6/9) menjelaskan, Kampung Wangkar dan beberapa kampung di sekitarnya sebagai pusat warisan budaya kain tenun bermotif puncatiti dan Selendang Leros (Lendang Leros).

“Kami memiliki tradisi menyambut tamu dengan memakai kain tenun puncatiti dan Selendang Leros,” jelasnya. Wempi.

Wilayah Congkar kaya akan warisan budaya selain wisata alam. Yang lebih unik adalah kain tenun bermotif Puncatiti dan selendang leros.

Wisata alam di wilayah Congkar seperti air terjun, gua alam, persawahan terasering dan Watu Tondol (batu bersusun). Selain itu ada kampung tradisional Pembe, Congkar dan Pata.

Kampung Pembe adalah kampung tetua di wilayah Congkar dengan compang (batu mezbah) yang sangat besar.

Davianus menjelaskan, setiap rumah di Kampung Wangkar dan kampung sekitar ada kaum perempuan yang melakukan dedang atau menenun kain puncatiti dan selendang Leros.

“Kain tenun Puncatiti dan Selendang Leros merupakan warisan budaya dari kaum perempuan secara turun temurun. Kain tenun puncatiti bisa dijahit menjadi baju kemeja san jas. Motif kain tenun puncatiti dan selendang leros sangat berbeda dengan motif lainnya di wilayah Manggarai Raya, NTT. Untuk itu saya ajak wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk berwisata di pusat kain tenun Puncatiti dan Selendang Leros,” jelasnya. (kompas.com)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved