Anker Wisata Budaya

Festival Manunaidj Kupang Hadirkan Jejak Kampung Tua Hingga Diskusi Filosofi Sopi

Festival Manunaidj berlangsung selama dua hari, 3-4 Oktober 2024 di halaman Kantor Lurah Manulai II, Kota Kupang.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/RAY REBON
Pejabat dan warga ikut menari Tarian Lufut saat pembukaan Festival Manunaidj di Kelurahan Manulai II, Kamis (3/10). 

POS-KUPANG.COM - Festival Seni dan Budaya bertajuk "Festival Manunaidj" resmi dibuka di Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang, pada Kamis (3/10). Acara ini diresmikan Penjabat Walikota Kupang, Linus Lusi yang diwakili Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Kupang, Margarita Salean.

Festival Manunaidj berlangsung selama dua hari, 3-4 Oktober 2024 di halaman Kantor Lurah Manulai II, Kota Kupang.

Pembukaan festival tersebut juga dihadiri Camat Alak Yulianus Willem Pally, Lurah Manulai II Meksain Mauk, serta ketua RT/RW, tokoh adat, agama, dan pemuda setempat.

Seluruh masyarakat Kelurahan Manulai II turut meramaikan acara yang bertujuan melestarikan dan mempromosikan budaya lokal itu.

Acara diawali dengan upacara penyambutan Pejabat Pemkot Kupang yang terdiri dari Sekretaris Dinas Pariwisata dan rombongan oleh tokoh-tokoh adat dengan melantunkan Natoni atau tutur adat menggunakan bahasa lokal. 

selanjutnya Tarian Timor mengiringi rombongan menuju lokasi utama.

Tarian Lufut merupakan simbol keharmonisan dan kekompakan, turut memeriahkan pembukaan, diikuti seluruh masyarakat yang ikut berpartisipasi.

Dalam sambutannya, Margarita Salean mengapresiasi semangat kebersamaan warga Manulai II dalam menyelenggarakan festival tersebut.

"Festival ini menjadi wadah untuk mempererat kesatuan serta merawat kekayaan budaya yang kita miliki. Kita berharap, generasi muda dapat terus mendukung pariwisata lokal dan ekonomi kreatif melalui pelestarian budaya," ujarnya.

Margarita berharap festival tersebut tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sebagai upaya nyata melestarikan budaya yang kian tergerus oleh perkembangan zaman.

"Kita patut bersyukur adanya festival ini, karena kita bisa menikmati keberagaman budaya yang masih hidup di tengah kita, terutama di Kelurahan Manulai II," katanya.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menyatukan komitmen dalam menjaga dan mengembangkan potensi budaya lokal, guna mendukung perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Kupang.

Ketua Panitia, Yorgen Nubatonis, dalam laporannya menekankan pentingnya menjaga kebudayaan sebagai identitas masyarakat.

"Kita harus merawat dan mendokumentasikan budaya lokal agar tidak punah. Festival ini adalah langkah nyata untuk melestarikan tradisi di Manulai II dan memperkenalkannya ke khalayak yang lebih luas," ujarnya.

Selama dua hari, kata dia masyarakat Kelurahan Manulai II akan disuguhkan dengan berbagai kegiatan menarik, termasuk karnaval budaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, diskusi kebudayaan, hingga diskusi tentang filosofi sopi, minuman khas Timor yang sarat makna.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved