Anker UMKM

Pemkab TTU Gandeng Unimor Panen Kacang Merah Lokal Eban di Saenam 

Penelitian yang dilakukan selama beberapa waktu itu mengusung tema Penelitian dan Pertanian Berbasis Teknologi Pemupukan dan Pestisida Organik.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/DIONISIUS REBON
Panen simbolis Kepala Bapelitbangda TTU, Ketua Tim Pusat Studi Lahan Kering Unimor, Ketua dan anggota LPPM Unimor, Dekan Faperta dan para dosen, Camat Miomaffo Barat, Kades Saenam, mahasiswa dan masyarakat Desa Saenam, Sabtu (28/9). 

POS-KUPANG.COM - Kacang Merah Lokal Eban sudah lama dibudidayakan dan ditanam oleh masyarakatdi Desa Saenam, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

HARI Sabtu (28/9), dilakukan panen simbolis kacang merah local Eban di Desa Saenam pasca dilakukannya penelitian varietas local Kacang Merah Eban yang dilakukan oleh Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unimor. Kegiatan ini merupakan kerjasama tim peneliti dengan Pemkab TTU melalui Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda).

Penelitian yang dilakukan selama beberapa waktu itu mengusung tema Penelitian dan Pertanian Berbasis Teknologi Pemupukan dan Pestisida Organik terhadap Produktivitas Hasil Kacang Merah Lokal Eban.

Ketua Pusat Studi Lahan Kering Universitas Timor, Dr. Nikolas Nik mengatakan, Pusat Studi Lahan Kering Unimor melihat tanaman lokal di TTU bisa dijadikan sebagai salah satu potensi komoditi untuk dijadikan sebagai tanaman unggul lokal. "Tanaman lokal yang kami angkat pada kesempatan penelitian tersebut yaitu Kacang Merah Lokal Eban," ujarnya.

Kacang Merah Lokal Eban ini sudah lama dibudidayakan dan ditanam oleh masyarakat. Biasanya masyarakat menanam tanaman tersebut pada akhir musim hujan yaitu bulan April atau awal bulan Mei. Berdasarkan testimoni masyarakat setempat, kacang merah yang ditanam di luar dari bulan tersebut dipastikan gagal.

Meskipun demikian, Unimor khususnya dari Program Studi (Prodi) Lahan Kering mencoba menerapkan pertanian berbasis organik dengan cara memberikan perlakuan pemupukan dan pemberian pestisida organik kepada tanaman kacang merah lokal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung produktifitas kacang merah jika ditanam pada Bulan Juli.

Pasca pelaksanaan penelitian dan panen simbolis pada kesempatan itu, disimpulkan bahwa menanam kacang merah pada Bulan Juli dapat menghasilkan kualitas kacang merah yang cukup bagus. Melalui penerapan teknologi pemupukan ataupun pemberian pestisida secara organik petani bisa memperoleh hasil yang signifikan di luar musim tanam.

"Ke depan kami juga berharap dari pemerintah supaya tanaman kacang merah lokal ini bisa dijadikan sebagai salah satu varietas yang dijadikan sebagai varietas unggulan," ungkapnya.

Unimor, kata Nikolas, memiliki mimpi besar agar kacang merah lokal Eban bisa salah satu varietas yang unggul di Kabupaten TTU bahkan mungkin bisa dirilis menjadi salah satu varietas nasional. Dengan harapan varietas lokal ini memberikan hak paten untuk Kabupaten TTU.

Dengan demikian komoditi-komoditi lokal yang ada ini perlu diangkat dan dikembangkan sehingga menjadi produk yang bisa bermanfaat. Selain itu, image tentang menanam di luar musim dipastikan gagal telah bisa dipatahkan. Melalui penelitian ini masyarakat bisa menanam kacang merah dua sampai tiga kali dalam setahun musim sehingga produktifitas selalu tinggi. 

Ia berharap kerja sama antara pihak Bapelitbangda dengan Prodi Lahan Kering Unimor beserta kepala desa dan masyarakat tidak hanya berakhir pada penelitian tetapi ditindaklanjuti dengan pendampingan bersama mahasiswa.

"Sehingga itu merupakan bentuk pengabdian termasuk dari mahasiswa universitas kita mungkin ada  KKP (Kuliah Kerja Profesi) bisa diarahkan ke sini untuk bisa mereka sama-sama belajar dengan petani diharapkan seperti itu," ungkapnya.

Kepala Bapelitbangda TTU, Salvatore GAM Lake mengatakan, sebelum melakukan panen simbolis Bapelitbangda juga melakukan kerja sama dengan LPPM Unimor perihal penelitian produk unggulan daerah dan salah satunya adalah produk unggulan di bidang pertanian. 

Pemerintah melihat hal ini sebagai salah satu potensi yang perlu dikembangkan.  Pasalnya, di wilayah Desa Saenam sangat cocok untuk pengembangan kacang merah dan tanaman hortikultura lainnya. 

"Kita bisa lihat tadi bahwa di lapangan ternyata kacang merah bisa di tanam setelah bulan Juli dan hasilnya  bisa kita  lihat tadi, dan masyarakat juga akhirnya merasa kaget sendiri ternyata bisa dilakukan tentunya melalui kajian penelitian dan perlakuan-perlakuan tentang tanaman itu sendiri," ungkapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved