Berita NTT

Pemkab Timor Tengah Selatan Terbantu dari Program ICRAF Indonesia Atasi Perubahan Iklim

Program yang diberikan ICRAF Indonesia selama tiga tahun ini berupa penerapan kebun rakyat, kebun dapur sangat bermanfaat membantu ekonomi keluarga

|
Penulis: Edi Hayong | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Suasana dialog bersama nara sumber dlam acara ekspose Land4Lives Nusa Tenggara Timur yang mengambil tema 'Mewujudkan Bentang Lahan Lestari untuk Masyarakat Tangguh Iklim' di Kupang pada Kamis 3 Oktober 2024 

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) atau Pemkab TTS sangat berterima kasih kepada ICRAF Indonesia yang telah membantu dalam upaya mengatasi dampak bencana, perubahan iklim dan kemiskinan ekstrem.

Program yang diberikan ICRAF Indonesia selama tiga tahun ini berupa penerapan kebun rakyat, kebun dapur sangat bermanfaat dalam membantu ekonomi keluarga.

Penjabat Bupati Timor Tengah Selatan, Seperius Edison Sipa menyampaikan hal ini pada acara ekspose Land4Lives Nusa Tenggara Timur di Kupang, Kamis 3 Oktober 2024.

Sebelumnya Direktur ICRAF Indonesia, Andre Ekadinata mengatakan, kehadiran mereka di NTT khususnya di Kabupaten TTS sudah berjalan selama 3 tahun,

Berkat dukungan pemerintah Kanada dan Pemerintah Provinsi NTT, pihaknya berupaya melakukan terobosan di Kabupaten TTS dalam upaya menjawabi dampak bencana, perubahan iklim dan persoalan stunting.

Menurut Andre,  bencana dan perubahan iklim bukan lagi isu tetapi sudah menjadi permasalahan serius yang wajib segera ditangani.

Untuk itu, selama tiga tahun program ini berjalan, lanjut Andre, titik sasarannya di desa-desa terutama petani dalam upaya membantu ekonomi keluarga.

"Sasaran program pada petani melalui program kebun belajar, kebun dapur untuk persiapan petani hadapi perubahan iklim. Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten TTS dan Pemerintah NTT atas kerjasamanya," kata Andre.

Penjabat Bupati TTS, Seperius Edison Sipa mengatakan, hadirnya ICRAF Indonesia cukup banyak membantu warga Timor Tengah Selatan.

Permasalahan yang kerap terjadi di TTS yakni adanya inflasi dimana posisi Februari 2024 sebesar 4,50 persen dan berkat terobosan yang dilakukan turun menjadi 4,22 persen pada Juni 2024.

Baca juga: Musrenbang RPJPD Kota Kupang, Ayodhia Minta Pemkot Fokus Tantangan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

Selain inflasi juga terjadi deflasi di Kabupaten TTS yakni bawang merah karena disuplai dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Rote Ndao dan Pulau Semau. Sehingga dengan program dari ICRAF Indonesia adanya kebun dapur bisa membantu dalam menjawabi perubahan iklim.

"Masalah lain soal stunting dan kemiskinan ekstrem. Sekarang ini kami juga tengah uji coba pengelolaan pangan lokal. Kita sedang uji coba pada 30 sekolah tingkat SD dan SMP sehingga kedepan bisa dimasukan dalam kurikulum muatan lokal," terang Sekda TTS ini.

Menjawabi soal apakah program ini bisa berkelanjutan karena akan ada pemimpin baru di TTS nanti, Seperius Edison Sipa mengatakan pasti berlanjut karena rancangan program yang sudah ada tinggal mengintegrasikan dengan visi-misi pemimpin terpilih nanti.

Sementara itu, Plt Asisten 3 Gubernur NTT,  Yosep Rasi mewakili sekda NTT saat membuka kegiatan ini menegaskan bahwa perubahan iklim saat ini berdampak cukup serius.

Pemerintah NTT berterima kasih kepada Pemerintah TTS bersama ICRAF Indonesia yang sudah tiga tahun mencari solusi mengatasi kondisi ini.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved