Cerpen
Cerpen: Racun Tak Berwujud
Namun, pandangannya tertuju pada sesuatu yang aneh di sudut cermin. Ada sebuah garis hitam kecil, nyaris tak terlihat, di bagian pojok cermin.
Oleh:Tian Rahmat
Alumnus Filsafat IFTK Ledalero Maumere, Flores
POS-KUPANG.COM - Malam itu, suara rintik hujan terdengar lembut di atap rumah Mikhael, seorang pengusaha sukses yang baru-baru ini membuka cabang baru perusahaannya di beberapa kota.
Di balik kesuksesannya, ada kekhawatiran yang mulai merambat dalam pikirannya. Sudah sebulan lebih ia merasakan tubuhnya lemah, seolah-olah ada energi yang terus terkuras tanpa alasan jelas.
Rasa sakitnya tak terdefinisi kadang muncul di kepala, kadang di dada, namun tak satu pun dokter mampu memberi jawaban pasti.
“Ini hanya stres, mungkin,” bisik Mikhael pada dirinya sendiri sambil memandang pantulan wajahnya di cermin.
Namun, pandangannya tertuju pada sesuatu yang aneh di sudut cermin. Ada sebuah garis hitam kecil, nyaris tak terlihat, di bagian pojok cermin.
“Apa ini?” gumamnya sambil mendekat, namun tak menghiraukannya lebih lanjut.
Beberapa hari kemudian, saat rasa sakit itu semakin parah, Mikhael akhirnya memutuskan untuk menemui seorang paranormal atas saran salah satu teman lamanya, Mundus, yang pernah mengalami hal serupa.
Paranormal itu dikenal bisa membaca tanda-tanda mistis dalam kehidupan seseorang.
“Pak Mikhael, Anda harus hati-hati,” ucap paranormal tersebut, seorang pria tua bernama Ndakos, dengan nada penuh kehati-hatian.
“Ini bukan sakit biasa. Saya bisa melihat energi hitam mengelilingi Anda. Ada yang berusaha mencelakakan Anda melalui guna-guna.”
Mikhael menatap tak percaya. Ia tak pernah percaya hal-hal seperti itu. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa rasa sakitnya semakin tak tertahankan, sementara medis tak bisa memberi penjelasan logis.
Setiap malam, rasa nyeri di tubuhnya berpindah-pindah, disertai mimpi buruk tentang sosok bayangan yang menghantui langkahnya.
“Simbol apa yang kau lihat?” tanya Mikhael akhirnya, setelah lama terdiam.
Ndakos mengeluarkan selembar kain tua, penuh dengan coretan simbol-simbol kuno. Di tengahnya ada lingkaran dengan tiga titik di dalamnya, yang menurut Ndakos, adalah simbol guna-guna penghancur.
“Simbol ini menunjukkan bahwa seseorang telah menaburkan energi jahat yang tak terlihat ke dalam hidup Anda.
”Racun ini bukan seperti racun biasa yang bisa dideteksi, melainkan energi negatif yang ditanamkan melalui media tak kasat mata. Ini bisa menghancurkan fisik, pikiran, bahkan jiwa Anda jika dibiarkan.”
Mikhael mencoba mencerna kata-kata Ndakos. “Apa yang harus saya lakukan?” tanyanya, nada suaranya mulai bergetar.
Ndakos menghela napas panjang. “Orang yang mengirimkan guna-guna ini sangat pintar. Dia menggunakan simbol-simbol yang tertanam di sekitar Anda, mungkin melalui benda-benda yang Anda anggap biasa. Anda harus mencari simbol itu, tanda-tanda dari guna-guna ini. Biasanya berupa benda yang tak semestinya berada di tempat Anda tinggal. Bisa berupa tali, kain, atau bahkan coretan di dinding yang tak Anda sadari.”
Malam itu, sepulang dari rumah Ndakos, Mikhael tak bisa tidur. Kata-kata paranormal itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Simbol-simbol yang tak terlihat.
Racun yang tak kasat mata. Ia mulai merasa ketakutan. Ada perasaan aneh yang mendorongnya untuk memeriksa setiap sudut rumahnya. Dengan senter di tangan, Mikhael mulai memeriksa ruangan demi ruangan, mencari sesuatu yang tidak semestinya ada di sana.
Di dapur, tak ada yang mencurigakan. Di kamar mandi, hanya ada jejak air. Tapi ketika Mikhael masuk ke kamarnya, ia terhenti. Matanya tertuju pada cermin di sudut ruangan.
Garis hitam yang sebelumnya ia lihat kini semakin jelas, lebih panjang, dan membentuk pola yang aneh. Dengan cepat, Mikhael menyadari bahwa itu bukan hanya garis biasa.
Itu adalah simbol. Tiga garis memutar, mirip dengan yang ditunjukkan oleh Ndakos. Jantungnya berdegup kencang. “Apa ini?” bisiknya pelan.
Keesokan harinya, Mikhael membawa simbol itu kembali ke Ndakos. “Ini yang saya
temukan,” katanya sambil menunjukkan foto simbol di cermin. Ndakos mengernyitkan alisnya.
“Ini adalah pertanda bahwa orang yang mengirim guna-guna sudah sangat dekat dengan Anda. Mereka mungkin berada dalam lingkaran terdekat Anda.”
Mikhael merasa seluruh tubuhnya dingin. Siapa yang bisa melakukan ini padanya? Siapa yang memiliki niat jahat untuk menghancurkannya? Selama ini, ia selalu berusaha bersikap baik pada semua orang di sekitarnya. Ia tak pernah merasa memiliki musuh.
“Apakah ada seseorang yang Anda curigai?” tanya Ndakos dengan tatapan tajam.
Mikhael terdiam. Ia berpikir keras, mencoba mengingat siapa saja yang mungkin punya dendam padanya. Tapi tak ada nama yang langsung terlintas. Semua tampak baik-baik saja.
Namun, ingatannya terhenti pada satu nama Rossa, mantan rekan bisnis yang hubungannya berakhir dengan perselisihan.
Beberapa bulan lalu, Rossa keluar dari perusahaan setelah merasa dirugikan dalam sebuah kesepakatan. Meski Mikhael berusaha menyelesaikan masalah itu dengan adil, Rossa tetap marah dan menyimpan dendam.
“Rossa,” gumam Mikhael. “Mungkinkah dia?”
Ndakos menatap Mikhael dengan serius. “Dendam adalah akar dari segala macam kejahatan tak terlihat. Jika Anda merasa ada seseorang yang menyimpan dendam terhadap Anda, mungkin itu penyebabnya. Anda harus berhati-hati.”
Dalam beberapa hari berikutnya, rasa sakit di tubuh Mikhael semakin menjadi. Dia nyaris tak sanggup mengangkat tubuhnya dari tempat tidur.
Tubuhnya melemah secara drastis, seolah- olah ada kekuatan tak terlihat yang terus menghisap energinya.
Simbol di cermin kamarnya semakin jelas setiap hari, seolah mengingatkan Mikhael bahwa waktu semakin sempit.
Tak ada pilihan lain, Mikhael memutuskan untuk kembali ke Ndakos. Ia harus menghentikan ini sebelum terlambat. “Apa yang harus saya lakukan?” tanyanya dengan putus asa.
Ndakos mempersiapkan upacara pengusiran energi negatif di rumah Mikhael.
“Kita akan memutuskan ikatan yang telah ditanamkan melalui simbol ini. Namun, Anda juga harus memutus hubungan dengan orang yang mengirim guna-guna ini. Jangan beri mereka kesempatan lagi untuk mendekati Anda.”
Malam itu, upacara dimulai. Ndakos menyalakan dupa dan membacakan mantra-mantra kuno yang bergema di seluruh rumah Mikhael. Asap tebal memenuhi ruangan, sementara simbol- simbol aneh mulai terlihat di dinding-dinding lain yang sebelumnya tak pernah diperhatikan.
Semua benda itu dibersihkan satu per satu. Ketika upacara selesai, rasa sakit di tubuh Mikhael perlahan mereda. Ia bisa merasakan energinya kembali, meski belum sepenuhnya pulih. “Apakah ini akan berakhir?” tanyanya pada Ndakos.
Ndakos mengangguk. “Selama Anda menjaga diri dan waspada, ini akan berakhir. Tapi ingat, guna-guna hanya bisa mempengaruhi mereka yang menyimpan kerentanan. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai Anda lagi.”
Mikhael mengangguk, berjanji dalam hati untuk tetap waspada. Ia sadar, racun tak berwujud itu mungkin sudah pergi, tapi dunia ini penuh dengan orang-orang yang tak terduga.
Dendam, seperti racun, bisa menyebar tanpa disadari. Kini, ia tahu bahwa kewaspadaan adalah perlindungan terbaiknya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.