Cerpen

Cerpen: Racun Tak Berwujud

Namun, pandangannya tertuju pada sesuatu yang aneh di sudut cermin. Ada sebuah garis hitam kecil, nyaris tak terlihat, di bagian pojok cermin. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/HO
Ilustrasi 

Beberapa bulan lalu, Rossa keluar dari perusahaan setelah merasa dirugikan dalam sebuah kesepakatan. Meski Mikhael berusaha menyelesaikan masalah itu dengan adil, Rossa tetap marah dan menyimpan dendam.

“Rossa,” gumam Mikhael. “Mungkinkah dia?”

Ndakos menatap Mikhael dengan serius. “Dendam adalah akar dari segala macam kejahatan tak terlihat. Jika Anda merasa ada seseorang yang menyimpan dendam terhadap Anda, mungkin itu penyebabnya. Anda harus berhati-hati.”

Dalam beberapa hari berikutnya, rasa sakit di tubuh Mikhael semakin menjadi. Dia nyaris tak sanggup mengangkat tubuhnya dari tempat tidur. 

Tubuhnya melemah secara drastis, seolah- olah ada kekuatan tak terlihat yang terus menghisap energinya. 

Simbol di cermin kamarnya semakin jelas setiap hari, seolah mengingatkan Mikhael bahwa waktu semakin sempit.

Tak ada pilihan lain, Mikhael memutuskan untuk kembali ke Ndakos. Ia harus menghentikan ini sebelum terlambat. “Apa yang harus saya lakukan?” tanyanya dengan putus asa.

Ndakos mempersiapkan upacara pengusiran energi negatif di rumah Mikhael. 

“Kita akan memutuskan ikatan yang telah ditanamkan melalui simbol ini. Namun, Anda juga harus memutus hubungan dengan orang yang mengirim guna-guna ini. Jangan beri mereka kesempatan lagi untuk mendekati Anda.”

Malam itu, upacara dimulai. Ndakos menyalakan dupa dan membacakan mantra-mantra kuno yang bergema di seluruh rumah Mikhael. Asap tebal memenuhi ruangan, sementara simbol- simbol aneh mulai terlihat di dinding-dinding lain yang sebelumnya tak pernah diperhatikan.

Semua benda itu dibersihkan satu per satu. Ketika upacara selesai, rasa sakit di tubuh Mikhael perlahan mereda. Ia bisa merasakan energinya kembali, meski belum sepenuhnya pulih. “Apakah ini akan berakhir?” tanyanya pada Ndakos.

Ndakos mengangguk. “Selama Anda menjaga diri dan waspada, ini akan berakhir. Tapi ingat, guna-guna hanya bisa mempengaruhi mereka yang menyimpan kerentanan. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai Anda lagi.”

Mikhael mengangguk, berjanji dalam hati untuk tetap waspada. Ia sadar, racun tak berwujud itu mungkin sudah pergi, tapi dunia ini penuh dengan orang-orang yang tak terduga. 

Dendam, seperti racun, bisa menyebar tanpa disadari. Kini, ia tahu bahwa kewaspadaan adalah perlindungan terbaiknya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved