Opini

QUO VADIS RABIES di NTT ?

Tribun Flores 19 September 2024 menulis sepanjang 2023 sampai 19 September 2024 di TTU total ada 1.558 orang digigit anjing diduga rabies

|
Editor: Edi Hayong
zoom-inlihat foto QUO VADIS RABIES di NTT ?
POS-KUPANG.COM/HO
Soeharsono drh, DTVS, PhD Mantan Penyidik Penyakit Hewan

Yang dimaksud dengan anjing geladag adalah anjing tanpa pemilik. Tindakan eliminasi secara medis disebut euthanasia, tanpa menyakiti anjing, dilakukan oleh tenaga terlatih secara penyuntikan intra vena (lewat pembuluh darah vena), menggunakan bahan kimia khusus. Euhtanasia perlu dilakukan karena upaya mengatasi rabies melalui vaksinasi selama bertahun-tahun tidak berhasil memutus siklus penularan rabies.

Memperhatikan kesulitan pembebasan rabies selama lebih 25 tahun, timbul pertanyaan “Quo Vadis Rabies NTT?  (“Mau kemana rabies di Flores?” Sebaiknya kita belajar dari keberhasilan Jepang membebaskan rabies, serta menyimak pesan peringatan Hari Rabies se Dunia. 

Pelajaran dari Jepang dan Hari Rabies se Dunia

Jepang tertular rabies abad 18. Cukup banyak korban meninggal akibat rabies. Peraturan tentang pemberantasan rabies no: 247 tahun 1950 di-amandemen beberapa kali, Setelah berjuang dengan keras akhirnya Jepang dinyatakan bebas rabies tahun 1957. 

Ada 3 tindakan penting yang dilakukan untuk membebaskan rabies yakni: (a) registrasi anjing berpemilik dan pembatasan gerak di ruang terbuka, (b) euthanasia anjing tanpa pemilik dan (c) keharusan vaksinasi rabies anjing berpemilik. 

Omoe dkk. (2008) dalam Journal Emerging Infectious Diseases, menyebutkan, tindakan Jepang eradikasi rabies dapat diaplikasikan di seluruh dunia. Penulis menyarankan sebaiknya NTT mencontoh tindakan Jepang.

Sebuah organisasi nir-laba Global Alliance for Rabies Control menginisiasi Hari Rabies se Dunia (World Rabies Day / WRD) sejak 2007.  WRD didukung oleh WHO, FAO dan WOAH (organisasi kesehatan hewan dunia), menargetkan tidak ada orang meninggal karena rabies anjing (dog mediated rabies) tahun 2030.

Peringatan WRD diadakan tiap 28 September. Thema WRD 2024 adalah “Breaking rabies Boundaries”. Anjing merupakan penular utama (99 persen) rabies di Afrika dan Asia.

alur rabies

            

Menyimak thema WRD, penulis menginterpretasikan bahwa NTT perlu melakukan tindakan dinamis, fokus pada tujuan membebaskan rabies, melebihi tindakan yang dilakukan selama ini.

Pengamatan penulis terhadap rabies di Bali selama 16 tahun menyimpulkan siklus rabies ada pada anjing tidak bertuan (termasuk anak anjing) atau anjing geladak. Inilah bagian hulu masalah rabies.

Cakupan (coverage) vaksinasi anjing geladak sangat rendah, karena sulit ditangkap, berada pada lokasi yang sulit dijangkau petugas (vaksinator). Situasi di NTT kurang lebih mirip Bali.

Inggris bebas rabies 1902. Dr. Scott dan Dr Chalmers(1976)  dalam bukunya “Animal Diseases in the Tropics” berkaitan rabies menulis “The constant elimination of stray dogs is essential”. Sampai kini baik Inggris dan Jepang tetap bebas rabies.

Sekelompok orang menganggap eliminasi anjing geladak sebagai tindakan sadis, meskipun tujuannya untuk menyelamatkan nyawa manusia.

Sebagai pembanding Australia mengeliminasi jutaan kucing tidak bertuan. Kucing bukan satwa asli Australia, namun dibawa imigran beberapa ratus tahun silam.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved