KLB Rabies
Kasus Rabies di Timor Tengah Utara, 7 Pasien Meninggal Dunia
Virus ganas ini merenggut nyawa Angelus Sambi (42) dan seorang anak bernama Adelgunda H. Bone (10) pada Kamis, 12 September 2024.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Kasus meninggal dunia akibat rabies di Kabupaten Timor Tengah Utara meningkat menjadi 7 kasus sejak tahun 2023. Peningkatan kasus ini tercatat pasca 2 pasien didiagnosa tertular rabies meninggal dunia pada, Kamis, 12 September 2024 lalu.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTU, Robertus Tjeunfin saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Sabtu, 14 September 2024.
Menurutnya, berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan tercatat sebanyak 1576 kasus rabies di Kabupaten TTU. Dari jumlah tersebut, tercatat 1569 orang rawat jalan.
Sebelumnya Robertus menyebut, virus rabies kembali merenggut nyawa dua orang warga Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Virus ganas ini merenggut nyawa Angelus Sambi (42) dan seorang anak bernama Adelgunda H. Bone (10) pada Kamis, 12 September 2024.
Ia mengatakan, kedua korban didiagnosa tertular virus rabies karena menunjukkan gejala phobia air, susah menelan makanan dan minuman, takut cahaya, takut angin, susah tidur, dan berhalusinasi.
"Gejala ini dialami oleh kedua pasien," ucapnya.
Robertus menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, almarhum Angelus Sambi menunjukkan gejala berkeringat, air liur berlebihan, mual muntah, masih takut minum air, sulit tidur, dan berhalusinasi.
Berdasarkan keterangan, kata Robert, yang bersangkutan pernah digigit anjing 2 tahun yang lalu saat melintas di jalan area BGR Kefamenanu. Pasca digigit, pasien mengobati luka dengan memberikan bubuk kopi dan tidak diberikan vaksin anti rabies.
Pada Minggu, 8 September 2024, almarhum mengalami mual muntah setelah makan daging anjing pada kegiatan arisan keluarga di kilometer 6 jurusan Kupang. Pada Senin, 9 September 24, yang bersangkutan mengalami gejala susah minum dan susah menelan.
Selasa 10 September 2024 almarhum tidak bisa makan dan minum dan Rabu, 11 September 2024 ia mulai berhalusinasi, sakit tenggorokan, sulit menelan, porsi makan sedikit, tidak bisa tidur dan masih takut air.
Merespon kondisi yang bersangkutan, keluarga kemudian mengantarnya ke RSUD Kefamenanu pada sore hari. Kamis, 12 September 2024, almarhum sempat kabur dari RSUD Kefamenanu ke rumah dan meninggal dunia pada hari yang sama.
Baca juga: BREAKING NEWS: Rabies Renggut Nyawa Dua Warga Timor Tengah Utara
Sedangkan korban rabies bernama Adelgunda H. Bone (10) mengalami gejala yang sama yakni phobia air, sulit menelan, takut cahaya dan takut angin. Almarhum sebelumnya dirawat di Puskesmas Oelolok.
Warga RT/RW, 002/001, Desa Sekon, Kecamatan Insana ini kemudian dirujuk ke RSUD Kefamenanu. Almarhum digigit anjing piaraan mereka 2 bulan yang lalu.
Dinas Kesehatan Kabupaten TTU, lanjutnya, selalu melakukan sosialisasi dan menganjurkan masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi sesaat setelah digigit anjing.
"Jangan main-main dengan gigitan anjing kalau digigit langsung vaksin. Jangan anggap sepeleh," ungkapnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Anjing Peliharaan Gigit Ibu dan Dua Anak di TTS, Setelah 3 Bulan Anak Meninggal Positif Rabies |
![]() |
---|
Kasus Gigitan HPR di Kabupaten Timor Tengah Utara Terus Meningkat, Korban Gigitan Tembus 959 Orang |
![]() |
---|
Serangan Hewan Penular Rabies di Kabupaten TTU Tahun 2025 Capaian 160 Kasus |
![]() |
---|
10 Kasus Rabies di Timor Tengah Utara, Korban Meninggal Dunias |
![]() |
---|
DPRD Ngada Minta Pemerintah Ambil Langkah Strategis atasi Rabies |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.