Opini
Opini: Festival dan Ekonomi yang Membebaskan
Di tengah gempuran ekonomi pasar bebas, Gereja Keuskupan Ruteng menghadirkan wajah ekonomi yang membebaskan.
Kerja sama ini sangat diperlukan agar cita-cita kesejahteraan bersama (bonum communae) terwujud dan menjalar sampai kepada kelompok masyarakat yang tidak diperhatikan.
Festival akan menjadi perayaan bersama dan menampakkan wajah yang membebaskan apabila memperhatikan beberapa hal ini.
Pertama; agendakan strategi pembangunan ekonomi yang pro rakyat. Tugas ini pertama-tama menjadi tanggung jawab utama dari pemerintah.
Masyarakat mesti ditempatkan sebagai subjek dan bukannya objek dalam pasar.
Festival adalah salah satu strategi pembangunan yang pro rakyat sebab wajah partisipatif sungguh dihidupi.
Menjadikan masyarakat sebagai objek dalam pasar hanya akan membawa derita sebab masyarakat senantiasa berdiri sebagai penonton dan bahkan korban.
Di dalamnya tidak ada ruang bagi masyarakat untuk mewujudkan dirinya sebagai pelaku pasar sebab telah dirampas oleh kelompok yang berkuasa (kapitalis).
Karena itu, festival adalah ruang bagi masyarakat untuk menampakkan wajah ekonomi yang membebaskan itu sebab di dalamnya mereka dilibatkan sebagai subjek.
Kedua; festival adalah ruang atau kesempatan untuk menggali berbagai potensi di setiap wilayah atau daerah.
Setiap daerah mempunyai kearifan lokalnya masing-masing. Ini adalah kekayaan yang perlu digali dan dikembangkan agar menjadi kekuatan bagi perekonomian lokal.
Colin Hines dalam bukunya Mengganti Globalisasi Ekonomi Menjadi Lokalisasi Ekonomi mengatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian lokal adalah dengan melakukan pemetaan potensi dan keterampilan masyarakat (Colin Hines: 2005, 95).
Setiap daerah memiliki potensi dan keterampilannya masing-masing, sehingga hal ini mesti didukung dan dikembang secara baik baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah.
Pemetaan ini penting dilakukan agar setiap daerah sunguh mengenal potensi dan keterampilan yang dimilikinya masing-masing.
Dengan itu, setiap daerah berfokus pada pengembangan potensi itu melalui UMKM agar mampu bersaing di arena pasar.
Menjelang festival-festival selanjutnya, masyarakat, Gereja, dan pemerintah bisa bekerja sama untuk mengadakan pemetaan potensi wilayah ini.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.