Berita Sabu Raijua
Masyarakat Sabu Raijua NTT Jual Rumput Laut Murah Karena Kebutuhan Hidup
Sudah dua tahun belakangan, Rula kering di Kabupaten Sabu Raijua dihargai Rp10.000 sampai dengan Rp12.000 per kilogram
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, SEBA - Harga rumput laut (Rula) saat ini di Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi NTT anjlok jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Sudah dua tahun belakangan, Rula kering di Kabupaten Sabu Raijua dihargai Rp10.000 sampai dengan Rp12.000 per kilogram.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, harga Rula menyentuh angka Rp30.000 per kilogram.
Menurut pengakuan petani rumput laut di Sabu Raijua, beberapa tahun belakangan, Rula terkena hama di seluruh lokasi budidaya.
Setiap tahun mereka mengganti bibit rumput laut tetapi tetap saja mengalami kerusakan.
Baca juga: Rumput Laut Hama, DPRD Sabu Raijua Minta KKP Segera Turunkan Tim Investigasi
Dari rumput laut terkena bintik putih atau ais-ais hingga Rula menghitam dan hancur yang menyebabkan produksi Rula menjadi sangat berkurang.
Kondisi ini sejalan dengan minat pengepul ke Sabu Raijua berkurang dan anjloknya harga Rula.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Rachel Bilik Tallo mengatakan, harga yang tidak menentu atau merata pada setiap lokasi budidaya RuLa serta harga ditentukan oleh pengepul menjadi hambatan dalam memasarkan Rula di Sabu Raijua.
"Masyarakat terpaksa menjual Rula dengan harga yang murah karena kebutuhan hidup,"ujar Rachel pada Kamis, 5 September 2024.
Terkait pendampingan yang diberikan kepada pembudidaya Rumput Laut selama ini dengan meningkatkan kinerja penyuluh perikanan sebagai unit yang paling dekat dengan pembudidaya untuk membina, memonitoring dan mensosialisasikan proses pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan Rula secara benar.
Adapun bantuan yang diberikan seperti bibit Rula, tali ikat Rula, para penjemuran, gabus, dan sampan.
Sementara untuk hama Rula dibersihkan berkala secara manual oleh pembudidaya. Kemudian saat ini tidak ada obat hama karena akan mengganggu biota laut yang lain.
Baca juga: Rumput Laut Topang Kehidupan Masyarakat di Pelosok Negeri Do Hawu
Terkait kerusakan Rula akibat tumpahan minyak dari kapal Montara sudah dikomunikasikan Bupati ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Dari KKP menyatakan, tidak mengetahui hal tersebut karena tidak ada laporan ke KKP sehingga menyarankan untuk berkomunikasi dengan DKP Provinsi NTT.
Hingga saat ini hasil komunikasi belum disampaikan kepada DKP Sabu Raijua apakah laut Sabu Raijua terdampak tumpahan minyak atau tidak. (dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.