Berita Rote Ndao

Kunci Pemkab Rote Ndao Kendalikan Inflasi, Gelar Operasi Pasar Murah Enam Kali dalam Enam Bulan 

angkah-langkah yang diambil Pemkab Rote Ndao untuk menekan laju inflasi adalah dengan menjalin kerja sama antara beberapa pihak

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ANI TODA
Penjabat Bupati Rote Ndao, Oder Maks Sombu bersama host jurnalis Pos Kupang, Ryan Nong dalam Podcast Pos Kupang, Sabtu, 24/08/2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah Kabupaten Rote Ndao berhasil menekan inflasi selama tahun 2024, saat daerah lain mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 

Penjabat Bupati Rote Ndao, Oder Maks Sombu, S.H., M.A., M.H., dalam Podcast Pos Kupang, Sabtu, 24/08/2024 mengatakan, langkah-langkah yang diambil Pemkab Rote Ndao untuk menekan laju inflasi adalah dengan menjalin kerja sama antara beberapa pihak yakni Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional

Seperti apa langkah teknis yang diambil Pemkab Rote Ndao hingga berhasil menekan inflasi, berikut cuplikan wawancara eksklusif bersama Pos Kupang. 

Apa kesan anda selama satu semester menjadi Penjabat Bupati Rote Ndao

Yang pertama, terkait inflasi. Kabupaten Rote Ndao lima tahun terakhir ini cukup rendah, saya masuk dengan berkisar 2.1 persen, pada minggu ketiga bulan Februari 2024 mengambil deflasi sebesar 2.74 persen, tentu pada minggu keempat masih mengalir deflasi pada posisi 2.0 persen. Nah pemicu inflasi ini terbesar ada pada makanan jadi, ada minuman, ada tembakau, transportasi, tentu ini menjadi pemicu.

Dapat saya sampaikan juga bahwa Kabupaten Rote Ndao itu bukan Kabupaten dengan acuan IHK (Indeks Harga Konsumen), kita mengikuti Kota Kupang.

Oleh karena itu dalam pegendalian inflasi kita fokus pada perkembangan harga komoditas. Disparitas harga antara wilayah kecamatan dan variasi harga yang terjadi itu kami tentu menentukan langkah-langkah untuk kami laksanakan untuk pemerintah Kabupaten Rote Ndao. 

Yang pertama yang kami lakukan itu sinergitas antara Forkompimda kemudian ada Perum Bulog bekerjasama dengan Badan Pangan Nasional untuk melaksanakan sidak ke pasar-pasar, itu kami laksanakan berulang-ulang kali dan ini untuk memantau distributor yang bertujuan agar stok barang yang ada itu tersedia. Jangan sampai masyarakat butuh tapi barangnya tidak ada. 

Kemudahan kami juga setiap minggu mengikuti rakor bersama dengan Kementerian Dalam Negeri yang seringkali dipimpin oleh pak Menteri Dalam Negeri atau kalau tidak pak dirjennya sehingga dalam rakor itu kami terus mendapatkan pengarahan-pengarahan dan kami sangat senang dengan pengarahan-pengarahan itu, kami saat ini melihat bahwa kami semakin intens untuk melaksanakan operasi pasar murah dengan menggandeng Bulog, kami juga menyurati Badan Pangan Nasional kemudian bekerjasama dengan pengusaha lokal dan bekerjasama dengan bumdes-bumdes untuk menyiapkan telur dan lain-lain.

Kami telah melaksanakan itu dalam tempo enam bulan pada tanggal 30 Maret 2024, saya memang fokus untuk menggunakan gereja, tempat-tempat ibadah, ada tujuannya, bahwa ketika (harga) barang naik pada saat itu terutama beras, itu kami mengambil langkah untuk bagaimana bisa memantau mereka yang keluarga-keluarga miskin, ini tentu yang mengetahui itu adalah pihak gereja, pihak masjid dan lain-lain. Itu kami lakukan, yang pertama itu di halaman GMIT Bethania, Ba'a. 

Sangat antusias, masyarakat datang dari mana-mana, untuk menjangkau beberapa Gereja yang ada di sekitar kota itu, sekalian juga di situ ada dua masjid sehingga sama-sama bisa langsung mendata mereka punya keluarga yang tidak mampu.

Tujuannya apa? Supaya mereka datang langsung belanja dengan harga yang lebih murah karena kami mendapatkan bantuan dari Badan Pangan Nasional, stok beras cukup banyak waktu itu.

Ternyata itu sangat bermanfaat dan kita perlahan-lahan dengan posisi waktu itu beras sudah mencapai Rp17.000 sampai Rp18.000. Ini dialami hampir seluruh Indonesia pada saat itu. Ternyata dengan kami mengintervensi dengan pangan murah, saat itu kami mendapatkan bantuan dari Badan Pangan Nasional melalui Perum Bulog, itu dengan harga Rp10.250.

Lalu kemudian bekerjasama dengan pengusaha lokal karena harus ada pihak ketiga yang menjual tapi kami tetap pantau dan saat itu menjual dengan harga Rp11.000. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved