Pilgub DKI Jakarta

Ahmad Khoirul Umam: PDIP di Ujung Tanduk, Bisa Gagal Melangkah ke Pilgub DKI Jakarta

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, nasib PDI-P kini berada di ujung tanduk.

Editor: Frans Krowin
Tangkapan layar PDIP
DI UJUNG TANDUK – Nasib PDIP kini diujung tanduk. Karena umumnya parpol telah bergabung di Koalisi Indonesia Maju. Sementara PDIP kini seorang diri. 

POS-KUPANG.COM – Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, nasib PDI-P kini berada di ujung tanduk.  Ini terkait erat dengan Pilgub DKI Jakarta yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Umam mengatakan itu, lantaran sampai saat ini PDIP belum memutuskan siapa yang akan diusung untuk maju dan bertarung dalam Pilgub DKI Jakarta 2024 ini. Apalagi koalisi besar sudah mendeklarasikan Ridwan Kamil – Suswono untuk berkontestasi di musim politik ini.

Dikatakannya, saat ini PDI-P sudah terpojok dengan deklarasi yang dilakukan oleh partai-partai politik KIM plus. Dengan Suswono menjadi wakil Ridwan Kamil, maka hampir pasti PKS ikut gerbong KIM. 

Sementara itu, Nasdem yang semula mengusung Anies Baswedan juga telah memutuskan untuk berlabuh ke KIM. Begitu juga dengan PKB yang memberikan sinyal yang sama dengan ikut mengusung Ridwan Kamil-Suswono. 

"itu artinya PDIP kini hanya memiliki dua pilihan," ungkap Umam saat dihubungi Kompas.com. 

Umam yang juga Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs itu juga menerangkan, bahwa pilihan pertama bagi PDI-P adalah bergabung dengan KIM plus dan turut mendukung mantan Gubernur Jabar dan kader PKS itu di Pilkada DKI Jakarta 2024. 

Opsi kedua adalah PDIP menolak untuk bergabung dengan KIM dan merelakan kekuatan politik dengan representasi 15 kursi di DPRD Jakarta 'mati kartu' karena tidak bisa membentuk koalisi. 

Deklarasi 12 parpol mendukung Ridwan Kamil-Suswono menempatkan PDI-P dalam situasi dilema yang semakin problematik. Apalagi, PDI-P sempat berharap bisa melakukan perlawanan terhadap dominasi KIM Plus dengan mengkampanyekan pemenangan Kotak Kosong. 

Kendati demikian, Umam mengatakan, harapan itu sudah tak bisa lagi dilakukan karena kemungkinan besar pasangan Ridwan Kamil-Suswono akan dihadapkan dengan paslon independen, meski sejumlah kalangan mempertanyakan legitimasi pencalonannya. 

"Jika kartu PDI-P akhirnya dipaksa hangus, maka untuk pertama kalinya PDI-P yang notabene menjadi juara dua di pertarungan legislatif, akan menjadi penonton saja," tandasnya. 

Menurut Umam, yang bisa dilakukan PDI-P saat ini adalah menerima hasil Pilkada 2024 dan menjalankan fungsi pengawas serta penyeimbang dalam kekuasaan kepala daerah baru selama 5 tahun mendatang.

Untuk diketahui, Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus resmi mengusung Ridwan Kamil dan Suswono sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024. 

Sebanyak 12 partai politik (parpol) mendeklarasikan dukungan untuk mantan Gubernur Jawa Barat dan wakilnya kader PKS itu di Hotel Sultan, Jakarta pada Senin 19 Agustus 2024. 

Acara tersebut juga dihadiri oleh wakil presiden terpilih 2024-2029 Gibran Rakabuming Raka. 

Baca juga: Politisi PDIP Sebut Hendrar Prihadi Bakal Diduetkan dengan Anies Baswedan

Baca juga: Ali Ngabali: Kader Golkar di Daerah Minta Jokowi Jadi Ketua Dewan Pembina

Kedua belas partai pendukung Ridwan Kamil-Suswono itu terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved