Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 20 Agustus 2024, “Apakah yang akan Kami Peroleh”

Bernardus sendiri dikenal luas sebagai seorang pewarta, pembawa damai dan penegak kebenaran. Bernardus diutus ke Jerman dan Prancis

|
Editor: Rosalina Woso
FOTO PRIBADI
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 20 Agustus 2024, “Apakah yang akan Kami Peroleh” 

Oleh: Bruder Pio Hayon,SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 20 Agustus 2024, “Apakah yang akan Kami Peroleh”

Hari Selasa Biasa Pekan XX

PW Sto. Bernardus, Abbas

Bacaan I:Yeh. 28:1-10

Injil: Matius 19:23-30                                                       

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.Semua orang yang bekerja akan pasti ingin mendapatkan hasil yang baik. Itu bagian dari sebuah proses dalam satu tindakan bekerja. Banyak orang berlomba-lomba mendapatkan hasilnya dan sedapat mungkin mendapatkan yang terbaik.

Namun bisa jadi ada juga orang yang bekerja memang hanya untuk satu tugas khusus yang tidak menuntut banyak hal. Karena yang mau dikejar adalah bukan sekedar sebuah hasil saja tetapi lebih dari itu yakni pelayanan. Maka bisa saja akan muncul pertanyaan ini: “apakah yang akan kami peroleh?”

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 17 Agustus 2024, Tiga Cara Tingkatkan Kualitas Mencintai Pasangan.  

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini gereja sejagad memperingati santo Bernardus, Abbas dan Pujangga Gereja. Bernardus dari Claivaux  lahir pada tahun 1090, dekat Dijon, Perancis. Putera dari Tescelin Sorrel dan Aleth Montbard ini digelari Pujangga Gereja dan dikenal juga sebagai Bapa Gereja Terakhir.

Sepeninggal ibunya, Bernardus menjalani satu gaya hidup tak beraturan selama beberapa tahun. Tetapi ia kemudian membaharui cara hidupnya dan bersama beberapa orang temannya masuk biara pertapaan Citeaux yang dipimpin oleh Santo Stefanus Harding. Keputusannya untuk memasuki hidup membiara ini ditentang keras oleh ayah dan kedua kakaknya.

Meskipun demikian Bernardus tetap teguh pada pendiriannya. Kepada ayah dan saudara-saudara dan iparnya, ia menjelaskan hasrat hatinya dengan segala alasan yang mendorong dia mengambil keputusan itu. Penjelasannya ini berhasil meyakinkan ayah dan saudara-saudaranya, dan beberapa orang temannya, hingga mereka pun ikut bersamanya memasuki biara pertapaan itu.Di bawah bimbingan Abbas Santo Stefanus, Bernardus mempelajari Kitab Suci dan giat menulis banyak buku. Bernardus sendiri dikenal luas sebagai seorang pewarta, pembawa damai dan penegak kebenaran.

Bernardus diutus ke Jerman dan Prancis untuk berkhotbah menentang ajaran sesat Albigensia. Khotbah-khotbahnya sangat berpengaruh dan tulisan-tulisannya mengilhami mistisisme Abad Pertengahan. Ia meninggal dunia pada tahun 1153; dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1174 dan diakui sebagai Pujangga Gereja, bahkan Bapa Gereja terakhir pada tahun 1830.

Kisah perjalanan hidup Santo Bernardus menarik untuk kita refleksikan akan keteguhan imannya kepada Allah lewat jalan menjadi imam membawa berkat bagi banyak orang yang dilayaninya walaupun pada awalnya dia ditolak oleh keluarganya sendiri.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved