Airlangga Hartarto Mundur

Ridwan Kamil Bicara Soal Airlangga Hartarto: Ini Dinamika Kepartaian, Jadi Biasalah

Ridwan Kamil, Mantan Gubernur Jawa Barat angkat bicara terkait mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Editor: Frans Krowin
KOMPAS.COM/RENO ESNIR
ITU BIASA – Ridwan Kamil angkat bicara soal mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. “Itu biasa dalam organisasi.” 

Ia yakin, Partai Golkar akan terus melangkah ke depan dan memberi kontribusi positif bagi Tanah Air.

"Kepada seluruh Rakyat Indonesia, terima kasih atas dukungan dan kepercayaan selama ini kepada Partai Golkar sebagai pembawa harapan bagi Kemajuan Bersama," katanya.

Airlangga pun mengungkap pertimbangannya mundur dari jabatan Ketua Umum Golkar.

Ia ingin menjaga keutuhan partai dan dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat.

"Untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat," katanya.

Tak Mungkin Tanpa Tekanan

Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, berpendapat mengenai pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum (ketum) Partai Golkar secara mendadak.

Ujang mengatakan, di internal Partai Golkar, nama Airlangga sebenarnya masih dikehendaki untuk memimpin Partai Golkar. Sehingga, pengunduran dirinya secara tiba-tiba diduga dikarenakan adanya tekanan dari pihak eksternal.

Ia menyebut, ada upaya dari pihak tertentu, serta dugaan keterlibatan kekuasaan dalam hal ini.

"Ya ada tekanan. Kan itu menjadi persoalan. Oleh karena itu, ini karena tekanan dari luar," kata Ujang, saat dihubungi Tribunnews.com, pada Senin 12 Agustus 2024.

"Yang kita tahu di internal sih Airlangga leading untuk menjadi ketum lagi. Tapi dapat tekanan dari eksternal, dari kekuasaan ya jadinya Airlangga selesai juga karir politiknya di Golkar," tambahnya.

Baca juga: Bukan Gibran Tapi Presiden Jokowi yang Didorong Jadi Ketua Umum Partai Golkar

Baca juga: Begini Kesaksian Elit Golkar Atas Keputusan Airlangga Mundur dari Ketua Umum Golkar

Ujang menduga, pengunduran diri Airlangga dilakukan untuk memberikan jalan kepada pihak-pihak tertentu yang menginginkan kursi pimpinan partai beringin itu.

"Jadi saya melihatnya, tidak mungkin Airlangga mundur kalau tidak ada tekanan. Bisa jadi tekanan itu dilakukan agar Airlangga mundur dan memberi ruang untuk Gibran atau Jokowi untuk bisa jadi ketum Golkar, walaupun harus menabrak aturan dan sebagainya," jelas Ujang.

Lebih lanjut, menurutnya, kemungkinan pergantian pimpinan tidak akan berdampak banyak bagi Partai Golkar. Ia menilai, partai kuning ini telah terbiasa berganti-ganti kepemimpinan sebelumnya.

"Golkar tidak akan terdampak secara umum karena Golkar itu sudah terbiasa selalu ada pergantian ketum, baik Munas maupun Munaslub," ujar Ujang. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved