Liputan Khusus
Lipsus - Tuntutan Biaya Pendidikan Anak, Warga Sumba Timur Gadaikan Ratusan Tenun Ikat
Bahkan desakan ekonomi dan kebutuhan pendidikan memaksa pengrajin untuk memggadaikan kain tenun ikat atau pahikung di Pegadaian.
Artinya, tambah Ali Fadaq, terjadi pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh pegadaian, namun keberadaan kain tenun ikat bisa masuk ke Kantor Pegadaian menjadi keprihatinan bersama. Hal ini tentu menunjukkan bahwa lemahnya industri pariwisata di Sumba Timur.
"Kain tenun ikat yang dibuat untuk mendukung pariwisata daerah, namun kurangnya kunjungan wisatawan membuat pengrajin kesulitan memasarkan kainnya. Dengan demikian, pilihannya gadai kain tenun ikat, namun sifatnya sementara karena akan ditebus kembali," ungkap Ali.
Terhadap masalah kunjungan pariwisata, lanjutnya, pemerintah daerah harusnya peka, dan harus melakukan pendekatan dengan pengelola maskapai penerbangan. Juga membuat laporan secara terstruktur dan masiv kepada pemerintah pusat agar dapat mengatur ambang batas harga tiket pesawat ke wilayah Timur Indonesia khususnya ke Sumba Timur. Sebab, kondisi tiket pesawat saat ini terlampau mahal dan membuat masyarakat menjerit.
"Melonjaknya harga tiket pesawat berdampak pada banyak hal, bukan saja pada ekonomi pariwisata, namun orang menolak berinvestasi, serta lainnya," tambahnya.
Harapannya sambung Ali Fadaq, pemerintah daerah mengambil sikap dan kebijakan yang tepat agar dapat mendukung keberadaan dan memberikan perlindungan maksimal kepada tenun ikat yang dihasilkan oleh pengrajin. (zee)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.