Pilgub DKI Jakarta

Akhirnya Terkuak, Langkah Politik Kaesang Pangarep Bikin Bingung PDIP di Pilgub DKI

Akhirnya juga terkuak mengapa sampai saat ini PDI Perjuangan belum menentukan sama sekali figur yang akan diusung dalam Pilgub DKI Jakarta tahun 2024.

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
FAKTOR KAESANG – Sampai saat ini belum ada keputusan PDIP terkait Pilgub DKI Jakarta ternyata hal itu dipengaruhi oleh faktor Kaesang. PDIP masih pelajari apakah Kaesang maju atau tidak di Pilkada Serentak 2024 ini. 

POS-KUPANG.COM – Akhirnya juga terkuak mengapa sampai saat ini PDI Perjuangan belum menentukan sama sekali figur yang akan diusung dalam Pilgub DKI Jakarta tahun 2024 ini. Ternyata jawabannya ada pada Kaesang Pangarep.

Terbetik kabar bahwa sampai saat ini, PDI Perjuangan masih menantikan Keputusan Kaesang Pangarep terkait Pilkada Serentak 2024 di DKI Jakarta tahun 2024 ini.

Bahwa sampai saat ini baru Partai NasDem, PKS dan PKB yang sudah mengumumkan secara terang benderang kalau akan mengusung Anies Baswedan dalam ajang Pilgub DKI Jakarta 2024.

Sementara PDI Perjuangan hingga kini belum menentukan langkah politiknya. Bahkan figur yang akan diusung oleh Partai Banteng Moncong Putih itu hingga kini masih sangat misterius.

Atas fakta itulah, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Fauzi angkat bicara. Ia menyebutkan bahwa Keputusan PDIP itu sangat dipengaruhi oleh factor Kaesang. Boleh dibilang Kaesang jadi penentu keputusan politik PDIP.

“Salah satu faktor PDIP belum mengumumkan paslon, karena mereka juga ingin melihat sebenarnya Kaesang mau masuk Jakarta atau nggak,” ujar pria yang akrab disapa Ray ini.

Ray mengatakan, bahwa tidak semua partai politik mengikuti jejak PDI Perjuangan dalam menunggu langkah politik Kaesang. Tapi langkah PDIP justru diikuti oleh partai lainnya, karena mereka juga menunggu pencalonan dari PDIP.

“Nggak semua partai menunggu ya, tapi PDIP saja menurut saya, mereka nunggu kalau Kaesang masuk ya mereka akan gabung dengan Anies. Kenapa? Karena PDIP tidak akan membiarkan dinasti Jokowi berkembang di Jakarta,” jelas Ray.

Dia memprediksi, Kaesang tak akan masuk ke Pilkada Jakarta karena tingkat elektabilitasnya sangat rendah dibanding Anies Baswedan dan kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Ray mengurai, tingkat elektabilitas Kaesang di Jakarta hanya lima persen, sedangkan Anies 29 persen dan Ahok 20 persen.

“Kalau Kaesang sudah pasti dia nggak masuk Jakarta, mungkin PDIP akan lebih nyaman untuk mengumukan Ahok sebagai Bacagub mereka. Tapi sekarang kan belum terbaca nih, kalau Kaesang masuk yah PDIP gabung dengan Anies,” tuturnya.

“Menurut saya sih Kaesang nggak ada lagi harapan di Jakarta, apalagi harapannya cuma 5 persen di Jakarta, orang apa yang mau mendukung sosok elektabilitas 5 persen melawan 40 persen,” sambungnya.

Anies  Berkoalisi Jika Kaesang Ikut Pilkada

Meski berpotensi menjadi rival politik di Jakarta, tapi PDI Perjuangan tetap bisa duet dengan Anies Baswedsan dalam Pilkada Jakarta 2024.

Duet ini akan terjadi jika putra bungsu Presiden RI Jokowi, Kaesang Pangarep mengikuti Pilkada di Jakarta.

Pengamat politik dari UIN Jakarta Ahmad Fauzi meyakini, Anies tidak akan dibiarkan melawan kotak kosong alias tidak ada lawan politiknya di Jakarta.

Diketahui, baru tiga parpol yang sepakat mengusung Anies di Pilkada Jakarta yakni PKS, PKB dan NasDem.

“Saya kira tidak akan dibiarkan oleh parpol bahwa Anies ini akan melawan kotak kosong. Dia harus ada penantangnya, dan besar kemungkinan penantangnya itu datang dari PDIP,” kata pria yang akrab disapa Ray Rangkuti ini pada Senin 29 Juli 2024.

Menurut Ray, elektabilitas kader PDIP yaitu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih tetap tinggi di Jakarta. Meski sudah vakum di dunia politik selama lima tahun, tapi namanya masih berkesan bagi warga Jakarta karena pernah menjadi Gubernur periode 2014-2017 lalu.

“Ahok kan dia tinggi suaranya, saya kira mereka bisa berkoalisi dengan Partai Gerindra dan nanti mungkin ditopang oleh partai-partai lain, tapi garis besarnya Gerindra dengan PDIP,” ucap Ray.

Sementara untuk Golkar, lanjut dia, posisinya tidak memiliki daya tawar yang kuat karena figur yang dicalonkan kurang populer.

Belakangan Partai Golkar mengumumkan sosok pengusaha tol, Jusuf Hamka atau Babah Alun sebagai Bacawagub Jakarta 2024.

Baca juga: Makin Terang, Abraham Samad Bakal Diusung PDIP untuk Anies Baswedan

Baca juga: Ahok Mengaku Pernah Baku Kontak Lewat WhatsApp dengan Anies Baswedan, Tapi Sekarang Tidak Lagi

“Golkar saya kira akan ke Anies, nggak sama Babah Alun, kalau Golkar itu kan mereka punya daya tawar kalau sama Ridwan Kamil, tapi kalau bukan Ridwan Kamil calonnya, yah dia nggak punya daya tawar. Jadi besar kemungkinan mereka hanya mendukung, bukan pengusung,” imbuhnya.

Walau begitu Ray juga ragu PDIP akan bergabung dengan Anies Baswedan karena mereka memiliki kader potensial sebagai Bacagub Jakarta sendiri, yakni Ahok.

Apalagi langkah koalisi dengan Anies ini akan menimbulkan rasa jengkel di kalangan kader PDIP di tingkat bawah.

Sulitnya duet ini terjadi karena disebabkan dua faktor. Pertama apabila PDIP melihat tidak ada ancaman dari luar yang memungkinkan harus duet dengan Anies.

“Ancaman itu misalnya Kaesang ikut Pilkada Jakarta. Itulah alasan bagi mereka untuk bertemu, dan alasan kedua karena ada kader mereka yang bagus kok tapi nggak bisa loncat, namanya Ahok,” tuturnya.

“Oleh karena itu saya melihatnya sulit bagi PDIP untuk gabung dengan Anies, sebab kalau nggak yah warga PDIP yang jengkel sendiri karena kalau bukan darurat betul, yah lebih terhormat bagi PDIP bersaing dengan Anies dibanding bersekutu dengan Anies. Kecuali ada campur tangan dari luar, yang harus mereka hadapi bersama misalnya Kaesang,” lanjutnya.

Ray tidak memungkiri Ahok pernah terjerat kasus penistaan agama, tapi faktanya elektabilitasnya masih tetap tinggi di Jakarta hingga 20 persen lebih. Artinya warga Jakarta tidak terlalu mempersoalkan status hukumnya.

“Sudah vakum dari politik lima tahun terakhir ini, tapi dia memiliki 20 persen elektabilitas, artinya warga Jakarta tidak terlalu mempersoalkan status hukumnya, karena orang mengenal Ahok bukan sebagai penista agama,” imbuhnya.

“Tapi mengenal Ahok sebagai Gubernur yang berhasil mengubah warga Jakarta, termasuk ketegasannya dalam memimpin. Apalagi kinerja Heru seperti sekarang kan, orang merindukan lagi gaya kepemimpinan seperti Ahok itu,” lanjutnya.

Tapi dari kacamata politik, ucap dia, sosok Anies dan Ahok itu tak ada bedanya sekarang. sama-sama mantan Gubernur Jakarta. Anies mantam Capres RI 2024, tak punya masalah hukum sehingga popularitasnya tinggi.

Sedangkan Ahok vakum di dunia politik lima tahun dan tak mengisi jabatan apapun. Meski pernah terjerat kasus, tapi elektabilitasnya masih tinggi di kisaran 20 persen.

“Anies itu kan sudah ditetapkan sebagai Cagub, pasti orang nggak ragu milih dia, tapi kalau orang milih Ahok masih ragu, tapi kalau nanti dia ditetapkan sebagai calon, keraguan itu hilang,” pungkasnya. 

Anies Masih Kuat

Pengamat Kebijakan Publik Citra Institute, Efriza mengakui nama Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta belum ada yang bisa mengalahkan.

Bahkan, kata Efriza, sekalaipun putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono maju di Jakarta tak akan bisa kalahkan Anies.

"Kalau pak Heru dipasangkan dengan Kaesang, yang menjadi pertanyaannya adalah siapa yang di nomor 2 (Cawagub), karena kedua-duanya juga tidak begitu menjual," kata Efriza, Senin 29 Juli 2024.

Menurut Efriza, dari hasil sejumlah lembaga survei, Kaesang hanya mendapat 1 persen saja dan Heru tak jauh berbeda.

Seharusnya, kata Efriza jika masyarakat Jakarta puas dengan kinerja Heru Budi, elektabilitasnya bisa kalahkan Anies Basweda.

"Beda dengan waktu Ahok menggantikan Pak Jokowi atau Pak Jarot menggantikan situasi Ahok, atau dia mengisi pos itu, nah itu masih representasinya. Kalau ini kan tidak terlihat representasi masyarakat," tegasnya. 

Ia pun meneyarankan Kaesang maupun Heru untuk melakukan sesuatu agar elektabilitasnya bisa tinggi minimal seimbang dengan Anies.

Sebab, tambah Efriz tiga nama yang elektabilitasnya tinggi di Jakarta selaian Anies adalah Ahok dan Ridwan Kamil.

"Harusnya bukan Anies yang mendapatkan elektabilitas tinggi, harusnya Heru yang mendapatkan elektabilitas tinggi. Karena setelah ditinggalkan oleh Anies, dia harusnya lebih menarik bagi masyarakat," imbuhnya.

PAN akan Dukung Anies

Partai Amanat Nasional (PAN) ingin putri kandung Zulkifli Hasan alias Zulhas yakni Zita Anjani maju dalam kontestasi Pilkada Jakarta.

Bahkan, PAN akan bersedia mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur apabila Zita Anjani ditunjuk sebagai calon wakil gubernurnya

Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menegaskan, pihaknya bisa saja langsung mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dukungan kepada Anies Baswedan asalkan cawagubnya adalah Zita Anjani.

"Dan tentu PAN tidak menutup kemungkinan juga bisa bergabung juga dengan Anies. Tapi dengan syarat, syaratnya wakilnya dari PAN, Zita Anjani," kata Yandi saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 26 Juli 2024.

Lebih jauh, Yandri bahkan menyebut, pihaknya juga telah menyiapkan sosok alternatif yang didukung, jika tak menemui kesepakatan dengan Anies Baswedan terkait syaratnya itu.

Kata dia, sosok yang dimaksud yakni pengusaha sekaligus politikus Golkar Jusuf Hamka alias Babah Alun atau Politikus PDI-P Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Kalau itu tidak ada titik temu, ya berarti kemungkinan PAN akan memunculkan calon alternatif, ya bisa Jusuf Hamka, bisa

Ahok, bisa nama lain," kata dia.

Kendati demikian, sejauh ini memang kata Yandri, untuk pertarungan Pilkada Jakarta masih cenderung dinamis.

 Setiap partai yang akan mengusung pasangan sosok, masih menimbang beragam kemungkinan.

Kata dia, setiap partai dan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur pasti menginginkan kemenangan saat pertarungan Pemilu.

"Jadi Anies berpeluang untuk menang, termasuk kompetitor nanti juga berpeluang untuk menang. Nah PAN sedang memastikan itu semua," kata dia.

Terpenting kata Yandri, untuk saat ini PAN ada posisi pengin menawarkan nama putri kandung Zulkifli Hasan alias Zulhas yakni Zita Anjani kepada Anies Baswedan.

Kata dia, jika Anies Baswedan menyepakati nama Zita Anjani mendi cawagubnya, maka PAN akan segera mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dukungan.

"Intinya kalau PAN tadi, kalau Anies ambil Zita, dalam hitungan jam SK keluar," kata Yandri.

Baca juga: Gerindra Beri Isyarat ke RK Lewat Pantun Jakarta Hebat, Begini Kata Ahmad Muzani

Baca juga: Temani Istri Belajar di Amerika, Kaesang Kini Siap Berangkat, Benarkah Mundur dari Pilgub DKI?

Terkini, dirinya bahkan menyebut sudah meminta kepada Ketua DPW PAN Jakarta Eko Patrio untuk melakukan komunikasi dengan Anies Baswedan.

Dalam komunikasi itu, Yandri berpesan agar PAN Jakarta mendorong nama Zita kepada Anies Baswedan sebagai cawagub.

"Dan dalam komunikasi itu saya minta tolong Mas Eko sampaikan, kalau Mas Anies ngambil Zita Anjani, SKnya langsung keluar. Dalam hitungan jam," tukas Yandri

Zita Anjani: Berpasangan dengan RK Cocok

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menanggapi terkait namanya yang masuk ke bursa pemilihan Gubernur Jakarta.

Zita Anjani mengatakan, dirinya menyerahkan semuanya kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Sebelumnya, Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan, bahwa pihaknya ingin memajukan Zita Anjani untuk Pilkada Jakarta, dengan mendampingi Ridwan Kamil (RK).

PAN menyatakan dukungannya terhadap kombinasi ini, merasa bangga jika kader partainya dapat bertarung dalam Pilgub Jakarta.

"Dan rasanya kok cocok kalau (Zita Anjani) disandingkan dengan mas RK ya," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

"Apalagi ini kan tokoh muda dua-duanya. Muda, progresif, yang dibutuhkan DKI, biar lincah pergerakannya," lanjut Eddy di sela-sela open house Idul Fitri Ketum PAN Zulkifli Hasan 10 April 2024.

Meskipun belum ada keputusan resmi dari partai, Zita Anjani menyambut positif peluang untuk berpasangan dengan RK.

Menurutnya, RK cocok sebagai calon gubernur DKI karena keakraban, dukungan terhadap generasi muda, dan pesonanya.

Meskipun belum ada keputusan pasti dari PAN, Zita Anjani yang mengaku belum tahu siapa calon yang bakal diusung PAN untuk Jakarta mengomentari sosok RK yang menurutnya tepat menjadi calon gubernur Jakarta.

"Kalau pak RK sih cocok ya jadi calon gubernur Jakarta. Karena selain gaul, pro ke anak muda juga, dan juga ganteng," kata Zita.

Pada saat sama, PAN menghormati keinginan Golkar mengusung RK di Pilkada Jawa Barat.

"Jakarta aja lah. Kayaknya Jakarta membutuhkan pak RK deh, biar lebih banyak humornya di Jakarta," harap Zita.

Dukungan dari PAN tetap akan diberikan jika RK memutuskan untuk berpasangan dengan Zita di Pilgub Jakarta.

Zita juga dengan mantap mengaku siap jika dengan track record yang dimilikinya, ditugaskan partai mendampingi Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta.

"Kalau saya dipercaya partai, itu wajar, sebab saya bagian dari partai dan sudah memiliki track record yang bisa dilihat," ucapnya.

"Tapi yang penting apakah rakyat percaya saya. Jika memang diberi kesempatan oleh rakyat, saya siap mengemban tanggung jawab itu,” imbuh Zita.

“Apalagi bersama Kang Emil yang memang juga sudah punya pengalaman membangun kota, dan saya yang kenal Jakarta, kami bisa jadi kombinasi golongan muda yang bisa makin majukan Jakarta nantinya,"pungkasnya.

Bisa dengan siapa saja

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Jakarta, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio mengungkapkan, pihaknya memiliki sejumlah nama yang diusulkan untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

Dua di antaranya yakni putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Zita Anjani, serta putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.

Eko bahkan ingin PAN bisa memasangkan dua tokoh muda itu.

Mula-mula, Eko menyebut bahwa DPW PAN mulai mengerucutkan nama untuk mengusung Zita Anjani pada Pilkada Jakarta November mendatang.

Sementara, ada nama lain dari kader PAN yang berpotensi diusung untuk Jakarta, yaitu Sigit Purnomo Syamsuddin Said alias Pasha Ungu.

"Lalu untuk eksternal, kita akan melihat Mas Kaesang juga memungkinkan untuk kita arahkan yah," ujar Eko ditemui di Kantor DPP PAN, Jakarta, Senin 3 Juni 2024.

Jalan bagi Kaesang untuk maju di Pilkada 2024 kini terbuka lebar usai Mahkamah Agung mengubah syarat usia calon kepala daerah.

MA menyatakan, batas usia calon kepala daerah 30 tahun berlaku saat dilantik, bukan saat pendaftaran pilkada.

Dengan demikian, Kaesang yang baru berusia 29 tahun saat Pilkada digelar November 2024, tetap bisa berlaga.

Sebab, pelantikan calon kepala daerah terpilih baru akan digelar pada 2025, saat ia sudah berulang tahun ke-30.

Setelah itu, Eko menyebut nama lain dari eksternal PAN, yakni politisi PDIP yang juga mantan Gubernur Banten, Rano Karno.

Menurut dia, sosok Rano sudah melekat dengan Jakarta.

Baca juga: Temani Istri Belajar di Amerika, Kaesang Kini Siap Berangkat, Benarkah Mundur dari Pilgub DKI?

Baca juga: Kaesang Pangarep Siap Diadu dengan Ridwan Kamil dan Anies Baswedan

Sosok pemeran Doel dalam film "Si Doel Anak Sekolahan" itu juga sudah mumpuni di bidang legislatif maupun eksekutif.

"Lalu beliau juga berakar di Jakarta, apalagi filmnya cerminan Jakarta Si Doel Anak Sekolahan jadi juga mau kita arahkan," ujar dia.

Secara pribadi, Eko menginginkan agar PAN mengusung Kaesang dan Zita Anjani. Sebab keduanya adalah tokoh muda.

"Saya sih berharap DPP mengaminkan apa yang diinginkan DPW DKI Jakarta seperti yang saya sebutkan tadi, bisa juga dengan Kaesang, bisa juga dengan Rano Karno, tapi kita dari internal Mbak Zita Anjani yah," pungkasnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved