Berita NTT

Sinode GMIT Teken Kerja Sama dengan Unkris Maranatha Bandung dan Institut Kesehatan Immanuel Bandung

Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Benyamin Pandie mengungkapkan mengembangkan pendidikan prosesnya tidak mudah, dan menjadi tanggung jawab gereja

|
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menandatangani perjanjian kerja sama, dengan Universitas Kristen Maranatha Bandung dan Institut Kesehatan Immanuel Bandung. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menandatangani perjanjian kerja sama, dengan Universitas Kristen Maranatha Bandung dan Institut Kesehatan Immanuel Bandung.

Kerja sama ini bertujuan agar menjadi landasan bagi dilaksanakannya perjanjian kerja sama, untuk menolong mempromosikan Universitas Kristen Maranatha. Kerja sama ini sekaligus membuka ruang untuk beasiswa atau pemotongan biaya pendidikan, bagi pendeta, pekerja gereja, atau anggota-anggota jemaat dan masyarakat luas di wilayah NTT.

Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Benyamin Pandie mengungkapkan mengembangkan pendidikan prosesnya tidak mudah, dan menjadi tanggung jawab gereja sesuai dengan ajaran Yesus.

“Pendidikan prosesnya tidak mudah dan menjadi tanggung jawab gereja, sesuai dengan ajaran Yesus sehingga pendidikan tidak bisa lepas dari gereja. Kami juga punya lembaga pendidikan dan universitas tetapi belum sampai hal-hal yang spesifik seperti kesehatan dan kedokteran,” ujarnya Minggu, 28 Juli 2024 di Waroenk Resto Kupang.

Lebih lanjut Samuel menjelaskan saat ini GMIT memiliki 1.700 pendeta aktif, 568 pendeta emeritus, dan 581 lembaga pendidikan.

“Tantangan kami bukan saja persoalan pendidikan tetapi juga pemberdayaan aset. Kami berharap kerjasama ini membuka ruang yang lebih luas, bagi yang membutuhkan. Selain itu tantangan saat ini adalah bidang IT,” ungkapnya.

Rektor Universitas Kristen Maranatha, Prof. Ir. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D menyambut baik kerjasama dengan Sinode GMIT.

“Kami menyambut baik penandatanganan kerjasama ini dan akan dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen. Kami berharap ada rekan-rekan dari Sinode GMIT bisa melanjutkan studinya di Unkris Maranatha Bandung,” ucapnya.

Selain Teknik Informatika dan Psikologi yang diusulkan oleh Sinode GMIT, Unkris Maranatha Bandung juga memiliki prodi lainnya seperti Manajemen jenjang S1, S2, dan S3, Sastra Jepang, Sastra Inggris, Sastra Cina yang bisa menjadi pilihan siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Direktur Penelusuran Bakat dan Admisi, Partogi A. P. Siahaan., S.E., M.M., mengatakan Provinsi NTT menjadi wilayah jangkauan Unkris Maranatha.

“Kami merasa Provinsi NTT sudah menjadi suatu wilayah, yang sudah seharusnya kami jangkau agar kami bisa berkontribusi di bidang pendidikan tinggi,” katanya.

Partogi menambahkan kerjasama ini sekaligus memperkenalkan Unkris Maranatha Bandung di Kupang dan Provinsi NTT. Bekerja sama dengan GMIT, menurutnya adalah langkah yang tepat mengingat GMIT punya potensi ratusan institusi pendidikan.

“GMIT menjadi salah satu tujuan kami karena Unkris Maranatha Bandung, merupakan perguruan tinggi yang dinaungi gereja. GMIT memiliki potensi yang besar dengan adanya 500-an sekolah. Kami berharap lewat kerja sama ini Unkris Maranatha Bandung, semakin dikenal di kalangan masyarakat NTT dan mendapat respon yang positif. Kami juga berharap banyak orang yang berprestasi di Unkris Maranatha berasal dari GMIT,” harapnya.

Ketua Umum Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha, Orias Petrus Moedak, S.E., menyampaikan kerja sama yang terjalin memberikan kesempatan bagi warga GMIT menempuh pendidikan di Maranatha dengan fasilitas yang mumpuni dan beasiswa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved