Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 28 Juli 2024, Ia Menyediakan Secara Berlimpah
diperuntuk untuk satu orang. Di sini menjadi jelas bahwa yang ditekankan oleh Elisa dalam kisah ini adalah janji Tuhan.
Paus Fransiskus dalam pesannya pada Hari Migran dan Buruh Sedunia ke-106 tahun 2020 menegaskan bahwa, “persatuan, komunio sesungguhnya membantu kita untuk bertumbuh dan berbagi”. Berbagi adalah unsur penting dalam komunitas Kristiani sejak Gereja Perdana.
“Kumpulan orang yang telah percaya itu sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun berkata bahwa sesuatu dari kepunyaanya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” (Kis 4:23). Ini seharusnya mendorong kita untuk memasuki suatu kebutuhan dasar dari setiap manusia yakni damai sejahtera, keadilan dan belaskasih. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa, tanpa perhatian dan keberpihakan Gereja, yakni persekutuan orang beriman pada kebututuhan-kebutuhan dasar manusiawi ini tidak mungkin akan tercapai secara efektif kebutuhan-kebutuhan penunjang keberlangsungan hidup seputar meja makan, pendidikan, tempat tinggal yang layak, lingkungan pekerjaan yang kondusif, tempat tinggal yang layak huni dan tentunya lingkungan hidup masyarakat yang harmonis.
Tuhan menghendaki pesatuan yang saling mendukung dan memperkaya dengan menaruh harapan pada Allah satu-satunya sumber dan tujuan dari keberadaan dan gerak hidup kita.
Saudara-saudari terkasih…
Nasihat Rasul Paulus inilah yang kiranya bersumber dari kepedulian Yesus ketika Ia memberi makan lima ribu orang dengan lima roti jelai dan dua ekor ikan. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ suatu tanda yang menunjukkan otoritas dan wibawa-Nya sebagai Guru dan Tuhan. Dengan otoritas dan kewibawaan-Nya ini, Yesus memperhatiakn kebutuhan orang-orang yang datang kepada-Nya. Ia memberi mereka makan.
Pertanyaan kepada Filipus tentang di mana harus memberi makan adalah cara untuk mencobai Filipus. Tuhan tahu apa yang Ia perbuat. Di sinilah seringkali kita perlu memahami bahwa kesulitan yang kita alami sesungguhnya adalah cara Tuhan menguji di manakah kita meletakkan harapan.
Dari lima potong roti dan dua ekor ikan yang dimiliki oleh seorang anak, Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki. Bila dalam bacaan pertama, tindakan Elisa didasarkan pada janji TUHAN, maka kini tindakan itu menjadi nyata. Tuhan sendiri berkarya. Ia memperhatikan kebutuhan manusia dan segera mewujudkannya. Mereka makan secara berlimpah hingga berkelebihan.
Dua belas bakul potongan yang dikumpulkan bukanlah sisa. Itulah tanda kepenuhan yang berlimpah-limpah. Ingat, Tuhan memberi kepada kita melebihi apa yang kita minta. Yang diperlukan dari pihak kita adalah datang kepada-Nya. Pehatian Tuhan kepada manusia tidak membutuhkan kalkulasi ekonomi untung rugi. Ia menyadiakan pertama-tama karena belas kasih, kemurahan hati dan keadilan.
Saudara-saudari terkasih…
Kelimpahan datang dari kerelaan untuk bersyukur. Hanya orang bersyukur yang mampu melihat pemberian Tuhan yang berlimpah-limpah. Sebaliknya orang yang tidak tahu bersyukur selalu mendapati dan melihat kenyataan hidupnya serba berkekurangan. Penting bagi kita untuk mengingat, kemurahan, keadilan dan belaskasih Tuhan tidak untuk dieksploitasi.
Dengan kata lain, kita datang kepada Tuhan bukan saat butuh lalu pergi ketika kebutuhan terpenuhi. Iman kita bukan iman materialistis. Bukan soal makan sampai kenyang. Atau berpakaian sampai bingung mana yang harus dipakai, atau menimbun kekayaan sampai Bank tidak bisa terima, atau merias diri sampai orang salah kenal. Iman kita lebih dari itu. Sebagaimana kisah Elisa, nasihat rasul Paulus dan tindakan Yesus, kita dituntun untuk meletakkan segala persoalan hidup kita pertama-tama pada penyelenggaran Tuhan.
Dari situlah kita terjun ke dalam dunia dan rutinitas harian kita sebagai suatu persekutuan orang-orang percaya yang terlibat untuk membangun kasih bagi semua orang, keadilan bagi yang tertindas, kepedulian bagi yang lemah, lapar, sakit dan ditinggalkan. Akhirnya, percayalah bahwa ketika melaksanakan hal-hal yang dituntut ini, akan ada tantangan dan kesulitan. Dan justru disitulah Tuhan sedang mendidik dan membentuk kita menjadi manusia sejati. Mudah-mudahan.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.