Berita Sabu Raijua
Seacrest Indonesia Gandeng Pokmaswas Perikanan Desa Ballu di Raijua Lakukan Transplantasi Lamun
Peranan ekosistem padang lamun ini adalah sebagai penyedia habitat bagi berbagai spesies laut termasuk ikan, invertebrata dan burung.
POS-KUPANG.COM, SABU RAIJUA- Seacrest Indonesia menggandeng Pokmaswas Perikanan Desa Ballu di Pulau Raijua, Kabupaten Sabu Raijua melakukan aksi nyata perbaikan ekosistem padang lamun dengan kegiatan transplantasi lamun di Tanjung Makku, Ballu, Pulau Raijua pada Sabtu 20 Juli 2024 lalu.
Kegiatan transplantasi Lamun ini dalam upaya nyata menghadapi kerusakan padang Lamun di Raijua. Apalagi di Tanjung Makku, Desa Ballu memiliki tekanan antropogenik yang kuat karena aktifitas pertanian rumput laut dapat mengancam kodisi padang lamun di Perairan Raijua.
Dalam rilis berita dari Seacrest Indonesia yang dikirim ke Pos Kupang, Rabu 24 Juli 2024 disebutkan lamun atau seagrass merupakan tumbuhan tingkat tinggi di laut yang memiliki peranan penting dalam Ekosistem pesisir.
Peranan ekosistem padang lamun ini adalah sebagai penyedia habitat bagi berbagai spesies laut termasuk ikan, invertebrata dan burung.
Selain itu padang lamun juga membantu dalam proses penyerapan karbon, pemurnian air serta stabilisasi sedimen. Namun sayangnya dengan meningkatnya aktifitas pertanian rumput laut, lamun sering diangkap sebagai gangguan.
Sehingga upaya peningkapan pemahanan dan praktik transplantasi lamun ini perlu dilakukan di Raijua, khususnya Desa Ballu.
Transplantasi lamun sendiri merupakan salah satu upaya untuk memulihkan dan melestarikan eksistem padang lamun yang mengalami kerusakan.
Baca juga: Seacrest Indonesia Resmikan APR dan AFA di Desa Ballu Pulau Raijua
Proses transplantasi lamun ini dilakukan dengan pemindahan lamun dari Perairan Dahi Ae ke Perairan Tanjung Makku.
Perairan Dahi Ae merupakan daerah yang memiliki hamparan padang lamun yang luas, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai daerah pendonor lamun di Raijua.
Jenis lamun yang digunakan dalam transplantasi lamun di Tanjung Makku adalah Enhalus acoroides, Thalassiahemprichii, dan Cymodocea rotundata dengan total luasan transplantasi lamun sebesar 500 meter persegi.
Transplantasi lamun ini merupakan rangkaian kegiatan dalam program “Peningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Ketahanan Pangan berkelanjutan di Desa Ballu, Pulau Sabu Raijua, NTT” dari Program GEF-Small Grant Programme yang sedang dijalankan oleh Seacrest Indonesia.
Menerapkan metode yang sederhana dalam transplantasi ini, harapannya masyarakat dapat mengadopsi cara serupa dikemudian hari.
“Transplantasi lamun saat ini menggunakan metode Sprig Anchor, metode yang mudah dan efektif dalam upaya restorasi padang lamun di Perairan Desa Ballu," jelas Muhammad Salauddin Ramadhan Djarod, S.Si., M.Si. selaku Koordinator Pelaksana Program GEF-SGP Seacrest Indonesia.
Menurutnya, sprig anchor merupakan salah satu metode transplantasi dengan menggunakan jangkar/pasak sebagai batang pengikat lamun yang akan ditaman di area restorasi.
Baca juga: Warga Desa Ballu di Sabu Raijua Dukung Program Seacrest Indonesia Dalam Menjaga Ekosistem Laut
Kendati demikian, langkah selanjutnya yang akan ditempuh sebagai lanjutan dari kegiatan ini adalah penyepakatan masyarakat secara luas untuk turut serta dalam penjagaan ekosistem perisisir Desa Ballu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.