Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 12 Juli 2024, Nasihat Agar Bertahan dalam Tantangan
Dia akan menemani kita, serta akan menguatkan kita dalam seluruh kelemahan dan kesulitan hidup kita.
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 12 Juli 2024, Nasihat Agar Bertahan dalam Tantangan
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Hari Biasa Pekan XIV
Lectio:
Hosea 14:2-10; Mazmur 51:3-4.8-9.12-13.14.17
Injil: Matius 10:16-23
Meditatio:
Sulitnya ekonomi, membuat banyak orang jatuh miskin. Kemiskinan yang terlalu berat saat ini membuat orang kehilangan akal sehat untuk berjuang mempertahankan hidup. Segala cara termasuk kekerasan, digunakan untuk
menyambung hidup. Kemiskinan mengakibatkan rusaknya moralitas hidup.
Orang tidak tahu lagi moral yang baik karena himpitan berbagai masalah. Orang tidak lagi berpikir baik dan benar dalam berjuang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 10 Juli 2024, Namaku Disebut dan Diutus Tuhan
Rusaknya moralitas digambarkan oleh injil Matius hari ini dengan cukup baik. Orang benar malah diadili, didera dan disingkirkan. Dalam keluarga, saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, ayah terhadao anaknya, anak
memberontak pada orangtuanya, malah akan membunuh mereka. Dan justru mengandalkan Tuhan, orang dibenci. Demikianlah tantangan berat untuk tetap menjaga moralitas yang baik dan memperjuangkan kebenaran.
Kisah tentang penolakan dan penganiayaan atas nama agama dewasa ini juga tidak kalah mengerikan. Sampai sekarang kita berhadapan dengan intoleransi, ketidakpedulian, dan ketidakadilan. Dalam menghadapi situasi sulit seperti ini, Yesus menegaskan tiga hal berikut.
Pertama, Yesus meminta kita untuk “cerdik seperti ular.” Melalui ungkapan ini, Ia mengajak kita agar bersikap kreatif sehingga memungkinkan keberhasilan proses kesaksian iman di tengah dunia modern. Hari ini, di tengah tuntutan dunia yang semakin menjadi-jadi, ide-ide baru, gebrakan baru, dan cara-cara baru untuk mengomunikasikan pesan Injil sangat dibutuhkan. Di mana-mana pihak Gereja telah berusaha untuk membangun dialog antar umat beragama.
Kedua, Yesus juga meminta kita untuk “tulus seperti merpati.” Dengan segala kebijaksanaan dan kepintaran dalam menghadirkan kasih Allah ke tengah dunia, setiap orang dituntut untuk menanamkan semangat kejujuran, kesederhanaan, dan kerendahan hati. Kesaksian Romo Magnis Suseno SJ,beberapa waktu yang lalu dalam sengketa pilpres, membuka wawasan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk tidak hanya berbicara tetapi bertindak adil dan jujur. Berlaku benar, bertindak secara adil.
Ketiga, Yesus menasihati kita untuk tidak khawatir tentang apa yang harus kita ungkapkan karena “bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” Suatu sore saya mendatangi sebuah keluarga. Setelah mengetuk pintu saya masuk rumah. Dan tanpa saya duga, ternyata suami istri sedang bertengkar dan terancam cerai.
Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan, seolah kehabisan kata-kata karena yang saya hadapi hanya ledakan emosi kedua belah pihak. Saya terdiam dan hanya berdoa dalam hati memohon agar Tuhan memberi petunjuk. Tetapi dengan berdoa, Roh Allah membantu kata-kata yang keluar dari mulutku. Hasilnya menakjubkan. Keduanya secara serentak terdiam. Perang mulut berakhir. Keduanya berpelukan sambil meminta maaf.
Sejatinya, dalam seluruh usaha dan tanggung jawab yang kita emban, kita perlu sadar akan kenyataan bahwa Roh Kudus akan selalu menggerakkan kita untuk tetap setia dalam mewujudkan semangat Injil di tengah masyarakat. Seluruh kemampuan yang kita miliki merupakan buah dari karunia-karunia Roh Kudus yang dianugerahkan Allah.
Rohlah yang mengubah hati, bukan daya manusiawi kita sendiri. Untuk itu, dalam menghadapi setiap pergolakan, kita perlu sadar bahwa Tuhan adalah pembela kita. Dia akan menemani kita, serta akan menguatkan kita dalam seluruh kelemahan dan kesulitan hidup kita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.