Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen: Keadilan yang Berbelas Kasih, Yohanes 8:1-11

Hakim tersebut memutuskan untuk mendengar kisah lengkap dari sang janda sebelum memberikan keputusannya.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Pdt. Nope Hosiana Daik, M.Th 

Ini adalah keadilan adiluhung, keadilan yang membuat manusia yang menderita merasakan kemanusiaannya. Keadilan adiluhung adalah suasana dimana mereka yang lemah dan rentan merasa diperlakukan secara adil.

Kita juga mencari keadilan dengan tidak main hakim sendiri, tetapi menggunakan hakim dengan alat ukurnya adalah seperangkat “hukum positif” yang dipakai untuk mengarahkan kepada keputusan yang adil dan tidak berat sebelah.

Di pengadilan, hakim akan mengadili perkara seperti pencurian ubi di kebun tetangga oleh seorang janda miskin yang sudah tiga hari tidak makan.

Hakim mengetuk palu, dan si janda miskin dinyatakan bersalah berdasarkan “seperangkat peraturan perundang-undangan tentang kasus pencurian” dan dihukum tiga bulan penjara.

Kisah ini menunjukkan upaya mencapai keadilan, tetapi keadilan prosedural, yang hanya memenuhi rasa keadilan berdasarkan alat tanpa menggali sebab-sebab suatu peristiwa.

Keadilan adiluhung terjadi ketika para hakim membebaskan si janda miskin dari hukuman penjara meskipun terbukti mencuri ubi di kebun tetangga, karena ia terpaksa mencuri untuk makan.

Jika kita hanya mencari dan memaknai keadilan hanya berdasarkan instrumen hukum yang baku, maka keadilan ibarat senter dan pentungan di tangan hansip yang ronda malam.

Yesus dan Keadilan Adiluhung

Keadilan sejati adalah keadilan yang berbelas kasih, “keadilan welas” (keadilan adiluhung). Keadilan ini merengkuh seluruh pengalaman kemanusiaan yang disandera oleh berbagai kepentingan.

Keadilan adiluhung adalah keadilan yang mengulik semua aspek terselubung dari berbagai “instrumen hukum” yang sering kita sebut “tumpul ke atas dan tajam ke bawah” atau “penerapan standar ganda.”

Keadilan adiluhung dapat kita dalami dari cerita tentang Yesus, perempuan yang kedapatan berzina, dan para penghujatnya dalam Yohanes 8:1-11.

Ketika Yesus sedang mengajar di Bukit Zaitun, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa seorang perempuan yang tertangkap basah berzina dan menempatkannya di hadapan Yesus.

Mereka bertanya kepada Yesus tentang hukuman bagi perempuan tersebut untuk mencobai-Nya.

Yesus, tidak terjebak dalam permainan mereka. Ia berkata, “Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”

Setelah itu, satu per satu orang meninggalkan tempat itu, dan Yesus berkata kepada perempuan tersebut, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.”

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved