Berita NTT
OJK NTT Sebut Kredit Sektor Perikanan Hanya 0,81 persen
Japarmen menyebut, secara bertahap, sudah ada asuransi kapal rusak tetapi untuk saat ini belum berdampak secara luas.
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT menyebut bahwa kredit di sektor perikanan hanya sebesar 0,81 persen dari total kredit yang diberikan seluruhnya yang ada di Provinsi NTT.
Hal itu disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu, Selasa 2 Juli 2024.
Menurut Japarmen, angka tersebut sangat kecil atau rendah. Yang mana, hal itu tentunya menjadi perhatian, namun prinsip dari industri perbankan yaitu mengedepankan prinsip kehati-hatian.
"Risiko nelayan di NTT masih sangat tinggi, misalnya alat tangkap, kualitas sumber daya manusia, harga dari hasil tangkapan pun tidak stabil," ujarnya.
Japarmen menyebut, secara bertahap, sudah ada asuransi kapal rusak tetapi untuk saat ini belum berdampak secara luas.
"Ada beberapa asuransi yang memberikan layanan ini, untuk menambah keyakinan dari nelayan, kalau mereka gagal tangkap, harga turun atau kapal rusak,ada jaminan kredit untuk nelayan," jelasnya.
Japarmen mengaku selalu mengimbau kepada perbankan agar menjadi bankers bukan pedagang uang, bankers harus bisa menciptakan peluang bagi masyarakat.
"Saat ini di Kabupaten Sumba Timur menjadi role model untuk pengembangan rumput laut, diharapkan semua pihak saling berkoordinasi dan membuat suatu program sehingga nelayan bisa mendapatkan perhatian lebih," bebernya.
Di sisi lain, Japarmen juga mengungkapkan faktor lain yang berdampak pada kesejahteraan nelayan, yaitu ketika mendapatkan hasil tangkapan yang banyak, nelayan tidak mengelolanya dengan baik, namun langsung membuat pesta sehingga tidak dipikirkan lagi musim tangkap berikutnya seperti apa.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Layanan Industri Jasa Keuangan, OJK Kerja Sama dengan Dukcapil
"Kita sudah berdiskusi dengan salah satu bank, agar membuat festival lama mengendap hasil tangkapan ikan, jadi nelayan itu menabung, sehingga secara bertahap nelayan juga memikirkan saving," terangnya.
Dia menambahkan, OJK NTT terus melakukan literasi keuangan, termasuk perencanaan keuangan terhadap berbagai komunitas, yang nantinya akan menyasar juga pada para nelayan.
"Karena kalau kondisi ini terus berlanjut, dimana para nelayan menghabiskan hasil tangkapan hanya untuk satu hari, tanpa memikirkan risiko angin barat atau cuaca ekstrim lain, maka mereka sendiri yang akan mengalami kesulitan," pungkasnya. (cr20)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Telkomsel, Wajah Baru Gaya Inovatif yang Menghipnotis |
![]() |
---|
Sejarah Baru, Atlet Gymnastik Pertama dari NTT Langsung Naik Podium Juara di Jakarta |
![]() |
---|
Pengamat Undana Nilai Hakim MK Tidak Berprinsip Hapus Parlemen Threshold |
![]() |
---|
Pj Bupati Kupang Ajak Pemuda Katolik NTT Sinergi dengan Pemerintah Daerah |
![]() |
---|
Mantan Gubernur NTT, Herman Musakabe Minta Warga NTT Eratkan Rasa Persatuan dan Persaudaraan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.