Pilgub NTT

Peluang Gerbong Koalisi Setelah PDI Perjuangan Tugaskan Ansy Lema di Pilgub NTT

Dengan penugasan Ansy Lema oleh PDI Perjuangan, kini peta poros koalisi mulai tersingkap.

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.COM
Ilustrasi koalisi partai 

Penugasan partai juga lanjutnya, sudah melalui proses penilaian rekam jejak (track record) serta integritas dan kapasitas personal. Pemilihan figur kandidat oleh partai pun diambil setelah menyerap berbagai aspirasi masyarakat, selain tentu saja berbasiskan hasil uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang dilakukan secara internal.

Dengan demikian, tambahnya, kader yang mendapatkan mandat tersebut adalah figur terbaik yang dinilai paling layak dan mumpuni untuk menjadi kepala daerah serta memiliki peluang terbesar untuk menang dalam dalam proses Pilkada.

Ansy menjelaskan, penugasan partainya selaras dengan panggilan hatinya, untuk mengabdikan diri bagi NTT, sebagaimana terungkap dalam beberapa wawancara media tentang NTT.

"Cinta itu yang menggerakkan hati saya untuk kembali ke NTT, mendorong diri saya untuk mengabdikan diri secara langsung dalam pelayanan kepada masyarakat NTT dengan meninggalkan jabatan saat ini sebagai anggota DPR RI," ujar mantan Juru Bicara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI 2017.

Menurut Ansy, jika tujuan pengabdiannya adalah pada kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat maka posisi sebagai seorang eksekutif, secara khusus sebagai kepala daerah, akan lebih memberikan dampak langsung dibandingkan posisi sebagai legislator.

Apalagi sejak dimulainya penerapan otonomi daerah pada 2004, kewenangan kepala daerah dalam menjabarkan orientasi pembangunan daerah menjadi semakin luas. Alhasil, visi-misi, program, kebijakan maupun keputusan kepala daerah akan sangat menentukan kualitas pembangunan suatu daerah.

"Untuk itulah saya telah memutuskan untuk mundur dari posisi saya sebagai anggota DPR RI untuk fokus pada tugas dan kepercayaan yang telah diberikan partai kepada saya. Itulah cara saya membuktikan keseriusan pilihan dan sikap saya kepada partai dan masyarakat NTT," tegas aktivis '98 ini.

Pasca penerimaan surat tugas dan mundur dari kursi DPR RI, Ansy menyatakan akan fokus pada persiapan diri dan penyiapan visi-misi dan program yang terukur. Selanjutnya dia akan terjun langsung ke masyarakat dalam rangka penyerapan aspirasi dan sosialisasi program kerjanya.

Berlaku 14 Hari

Ketua Bappilu DPD PDI Perjuangan NTT, Cen Abubakar membenarkan Ansy Lema ditugaskan DPP PDI Perjuangan untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT.
Dikatakan, surat tugas itu diberikan untuk melakukan konsolidasi struktural dari tingkat DPD hingga anak ranting.

"Iya. SK-nya masih di tangan saya," kata Cen Abubakar, Rabu (26/6).

Selain konsolidasi internal, Ansy Lema juga ditugaskan untuk membangun komunikasi dengan partai politik lainnya untuk membentuk koalisi. Surat tugas, terdapat tiga hal, yang salah satunya mengenai penyiapan koalisi.

"Melaksanakan konsolidasi pemenangan Pilkada dengan DPD, DPC, PAC, Ranting dan Anak Ranting di seluruh elemen PDIP se-NTT. Dan mencari partai koalisi, oleh bersangkutan," kata dia.

Surat tugas, menurut dia, berlaku 14 hari. Jika hingga waktu yang diberikan maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat kerja yang dilakukan penerima surat tugas.

"Pasti dievaluasi lah. Dievaluasi bukan diganti, bisa juga ditanya, kau kerja sampai mana. Atau mempertimbangkan ulang untuk penugasan yang telah dikeluarkan. Itu kan biasa tanpa kita baca juga orang hukum pasti dia tahu. Surat tugas ada masa waktu," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved