Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Senin 24 Juni 2024, Penerimaan yang Mengubahkan
Siapakah di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan. Sekecil apapun, pasti kita pernah melakukan kesalahan.
Dalam hal ini kita dapat menjadi sahabat bagi sesama. Tentu dalam kemajuan dunia saat ini, identitas manusia sebagai budak tidak berlaku lagi.
Namun, seringkali tanpa kita sadari lewat kepntingan pribadi kita, kita memperlakukan orang lain sebagai budak yang harus memenuhkan kepentingan kita tanpa mempedulikan apa yang menjadi kebutuhan mereka.
Di sini kita diajak untuk menjadikan sesama sebagai sesama yang memiliki hak hidup yang sama.
Oleh karena itu praktek kehidupan kita mestilah praktek kehidupan yang humanis, memperlakukan sesama sebagai sesama tanda membedakan status, suku, agama, golongan, dan lain sebagainya.
Kedua, Orang Kristen dipanggil untuk menyadari akan dosa, dan mau berubah menjadi lebih baik dan berguna.
Dengan kata lain, kita diajak untuk menjadi orang yang berguna. Kesadaran untuk menjadi manusia berguna dapat dimulai dari keputusan untuk bertobat dari perbuatan-perbuatan berdosa.Kesadaran ini menjadi penting sebagai kebutuhan kita untuk terus bertumbuh di dalam iman. Sebab dewasa ini, banyak orang mengalami krisis kesadaran dirisebagai orang berdosa.
Dosa tidak hanya berbicara tentang etika dalam relasi dengan sesama tetapi juga tentang ketidaktaaan di dalam Tuhan.
Dampaknya ialah orang cenderung melakukan segala sesuatu yang mengakiti hati Tuhan dan merugikan diri serta sesama.
Kesadaran untuk mengadari dosa dan melakukan sikap bertobat merupakan ajakan yang penting bagi orang Kristen sehingga kita dapat berperilaku hati –hati dalam relasi hidup. Kita mesti menghindari yang namanya sikap melukai sesama.
Jika sikap itu telah kita lakukan, maka kita juga dipanggil untuk bertobat sebaliknya menjadi orang yang mau membangun sikap pemulihan dengan sesama.
Oleh karena itu, cara berbahasa kita, cara perlakuan kita terhadap sesama kiranya tidak bersifat mengintimidasi dan mengulitkan kehidupan orang lain.
Hal ini dapat kita lakukan mulai dari dalam rumah tangga keluarga kita, juga lewat kehidupan kerja kita masing-masing.
Oleh karena itu, jika kita telah melakukan kesalahan maka bersikaplah untuk rendah hati mau meminta maaf kepada orangyang telah kita sakita, akui kesalahan kita sebagai sikap sadar diri.
Ketiga, Kehidupan orang Kristen ialah kehidupan yang memaafkan. Sikap memafkan yang tulus dapat membawa perubahan yang signifikan di dalam diri kita. Kita akan menjadi orang yang rendah hati, berjiwa besar, dan berpotensi besar juga untuk menjadi yang lebih terbaik di dalam hidup kita.
Sikap memafkan dapat menjadi sikap awal dari sebuah pemulihan relasi dengan membagun kembali kesadaran bahwa kita bersaudara di dalam Tuhan.
Keempat, Kualitas kehidupan kita diukur dari sejauh mana kita mau menjadi orang yang berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain untuk kemuliaan nama Tuhan.
Sama seperti Rasul Paulus, maka keteladanan itu kita juga dapatkan dari keteladanan akan Kristus.
Dalam bacaan ini, Rasul Paulus menawarkan sebuah relasi baru antara Onisimus dan Filemon, yaitu dari relasi budak dengan tuan menjadi relasi mitra di dalam Tuhan. Rasul Paulus percaya bahwa Filemon mampu melakukan lebih dari yang Paulus tuliskan.
Paulus dalam harapan ini mampu memperjuangkan pelayanan yang humanis dalam relasi Onisimus dengan Filemon.
Semangat perjuangan pelayanan yang humanis ini juga yang mesti menjadi spirit kehidupan kita. Kenyakinan Rasul Paulus bahwa Filemon mampu melakukan yang lebih kepada Onisimus, tentu karena Filemon adalah pribadi yang beriman dan memiliki hati yang lembut.
Tentu itu juga karena Paulus percaya bahwa Filemon telah berhasil memulihkan luka hati yang ada di dalam dirinya dalam Kristus. Begitu juga dengan kita.
Kita pasti dapat menjadi pemulih luka hati orang lain, asalkan kita juga bersedia diri dipulihkan oleh Tuhan. Sikap penerimaan Rasul Paulus kepada Onisimus dan harapan penerimaan yang Paulus harapkan terjadi dalam diri Filemon terhadap Onisimus, mengubahkan Onisimus menjadi manusia yang berguna bagi sesama demi kemuliaan nama Tuhan.
Akhirnya kita dapat merenung bahwa setiap kesalahan termasuk kesalahan di masa lalu dapat dipulihkan melalui sikap sadar akan kesalahan, mau bertobat serta membangun sikap penerimaan. Tuhan memberkati kita dengan FirmanNya. Amin! (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.