Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Senin 24 Juni 2024, Penerimaan yang Mengubahkan
Siapakah di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan. Sekecil apapun, pasti kita pernah melakukan kesalahan.
Dengan pendekatan yang berbeda, Paulus juga melakukan menasehati kepada Filemon. Melalui via surat, Paulus berkomunikasi dengan Filemon untuk membuka hati Filemon agar dapat memaafkan dan menerima kembali kebaradaan Onisimus.
Onisimus telah lahir baru, perilakunya yang lama telah berlalu dan ia siap dengan perilaku yang baru. Kehidupan yang lama yang tidak berguna telah ditinggalkan dan kini ia mengenakan kehidupan yang baru yang lebih berguna bagi kemuliaan nama Tuhan.
Harapan Paulus dalam surat ini, Filemon dapat menerima kembali Onisimus, namun “…bukanlagisebagai hamba, melainkanlebihdari pada hamba, yaitusebagaiseorangsaudara yang kekasih” (ay 16). .PaulusmemintaFilemon untuk menrima memafkan Onisimus sekaligus menerimanya layaknya sebagai sesama orang beriman, teman sekerja di dalam Allah. “ ...terimalah dia seperti aku sendiri. (ayat 17). Konsep penerimaan yang Paulus sarankan merupakan konsep penerimaan dalam iman kepada Yesus Kristus. Di mana Yesus Kritus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari perbudakan dosa.
Di dalam Kristus manusia lama (berdosa) dipulihkan dan mendapatkan substansi baru yaitu manusia baru yang memiliki daya guna serta kesetaraan yang sama sebagai gambar Allah, mitra yang seimbang dalam pelayanan kepada Tuhan.
Pendekatan Rasul Paulus dalam melakukan pendamaian relasi antara Onisimus dengan Filemon bukan sekedar pendekatan emosional tetapi pendekatan iman kristen sebagaimana keteladanan Kristus yang mau berkorban demi pengampunan yang sejati bagi manusia berdosa.
Ada keputusan pembebasan yang harus diterima oleh Filemon saat Filemon bersedia memberikan maaf serta menerima Onisimus di dalam rumahnya.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Sabtu 22 Juni 2024, Melibatkan Tuhan dalam Perencanaan
Dengan kata lain, Paulus tidak sekedar meminta Filemon untuk memaafkan Onisimus tetapi juga menerima Onisimus kembali bukan lagi sebagai budak dalam rumahnya tetapi sebagai kawan sekerja Allah.
Di sini kita melihat bahwa bagi Rasul Paulus, di dalam Kristus pemberlakuan perbudakan merupakantindakan yang salah.
Kondisi sosial ini ada dalam masyarakat saat itu. Namun, menurut Rasul Paulus, bagi setiap orang percaya, penerimaan terhadap sesama bukan hanya mengakui bahwa kita seiman di dalam Kristus tetapi juga perlakuan terhadap sesama mesti menghindari yang namanya perlakuan sebagai budak. Dengan kata lain, orang Krsiten mesti menghindari sikap menciptakan kondisi memperbudak orang lain.
Ketika kita percaya kepada Kristus, kita mempelajari karya Allah yang menjelma menjadi manusia.
Penjelmaan Allah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus merupakan wujud kasih Allah yang besar yang mau melakukan pendamaian.
Rasul Paulus melakukan keteladanan Kristus dan ia nyakin bahwa Filemon sebagai orang beriman akan mampu melakukan lebih dari yang ia permintakan lewat suratnya ini (ayat 21).
Dari penjelasan teks di atas, ada beberapa catatan refleksi iman yang dapat disampaikan, antara lain:
Pertama, Kehidupan orang Kristen ialah kehidupan yang memberi diri, untuk menyadarkan diri maupun orang lain tentang kesetaraan sebagai sesama manusia.Kesadaran bahwa kita setara dapat menciptakan hubungan yang baik dengan sesama.
Sikap Rasul Paulus menjadi teladan bagi kita dalam memandang dan memperlakukan orang lain dengan baik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.